ANM World Wide

ANM World Wide
Earth

Kamis, 19 Maret 2009

Pertumbuhan Ritel 2009 akan Melambat Jadi 15%

Pertumbuhan Ritel 2009 akan Melambat Jadi 15%
Suhendra - detikFinance


Foto: lih/detikFinance
Jakarta - Pertumbuhan ritel Indonesia dari sisi nilai penjualan pada 2009 diperkirakan akan melambat ke level yang sama pada 2007, yaitu sebesar 15%. Padahal, penjualan ritel pada 2008 sempat melejit hingga 21,1% atau senilai Rp 95,3 triliun.

"Pertumbuhan 15% masih bagus karena masih double digit, karena populasi masih bertumbuh, distribusi ditingkatkan. Tahun 2008 bisa sampai 21,1 % karena masih ada inflasi tinggi, tumbuh 15% itu sudah bagus," kata Direktur Ritailer Service AC Nielsen Yongky Surya Susilo dalam acara konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/3/2009).

Tanda-tanda perlambatan sudah terlihat pada Januari 2009 dimana penjualan di industri ritel hanya tumbuh 13% dibandingkan Januari 2008. Pada 2008, makanan dan kebutuhan pribadi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,5% dan 13,4% dibandingkan Januari 2009 kebutuhan pribadi hanya 10,8% dan kebutuhan farmasi 9,8%.

Bahkan pada Januari 2009, nilai penjualan barang konsumen melalui ritel modern tumbuh 17,9% dan melalui toko moderen tumbuh sebesar 10,2%.

Untuk kenaikan harga di sektor produk berbahan dasar minyak sawit dan tepung menyebabkan volume penjualan biskuit, mie instan, sabun, minyak goreng bermerek mengalami penurunan sekitar 7,5% hingga 9% dibanding bulan yang sama tahun lalu.

"Dibandingkan dengan angka penjualan Desember 2008 volume maupun nilai rata-rata barang-barang konsumen turun sekitar 2% hingga 9%," katanya.

Dikatakannya perlambatan penjualan ritel di awal tahun memang siklus tahunan, diperkirakan bulan April ke atas akan membaik didukung oleh stimulus pemerintah dan mengalirnya uang kampanye ke masyarakat dan bisnis.

Sedangkan Juli sampai September akan terjadi akselarasi banyaknya promosi dari peritel modern menjelang puasa dan memuncak di waktu Lebaran di September 2009. Setelah itu akan melemah dan kemudian meningkat lagi di akhir tahun.

"Mungkin tahun ini bisa worse atau mungkin juga stabil, tergantung pelaku usaha yang merespon, karena ini memang krisis serempak terjadi di seluruh dunia," jelasnya.

Promosi Ritel Masih Tinggi

Selain itu berdasarkan hasil survei Nielsen kepada key account manager manufaktur pada bulan Maret 2009 ini, sebanyak 43% mengatakan akan menambah budget promosi di ritel modern, 42% menyatakan sama saja dan 15% menurunkan budget.

Sedangkan dari sisi jenis promosi yang menghasilkan investasi balik yang tinggi menyatakan 59% melalui trade promotion (channel), 28% promosi di TV, 10% kombinasi promosi channel dan TV dan 3% di media cetak.

Pengikut