Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6,5%, tersebut masih konsisten dengan saasaran inflasi tahun 2010 sebesar 5 plus minus 1%.
Demikian disampaikan Direktur Direktorat Humas dan Perencanaan Strategis Dyah Makhijani terkait hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Kamis (3/9/2009).
"Arah kebijakan moneter saat ini juga dipandang masih kondusif bagi proses pemulihan perekonomian dan berlangsungnya intermediasi perbankan," ujarnya.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memandang bahwa perekonomian Indonesia sampai dengan bulan Oktober 2009 masih terus menunjukkan kinerja yang membaik.
Di sisi eksternal, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan membaik didorong oleh menguatnya pemulihan pertumbuhan ekonomi global dan naiknya harga-harga komoditas dunia.
Di sisi domestik, kinerja konsumsi swasta tetap menguat sejalan dengan rendahnya inflasi dan terjaganya keyakinan konsumen terhadap prospek perekonomian ke depan. Dengan perkembangan ini, perekonomian Indonesia dalam triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Di sisi harga, inflasi pada Oktober 2009 mencatat penurunan dan lebih rendah dibanding dengan pola historisnya. Hal ini didukung oleh menguatnya nilai tukar rupiah, dan menurunnya ekspektasi masyarakat akan inflasi ke depan seperti tercermin dari terus menurunnya inflasi inti.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi selama tahun 2009 diperkirakan berada dalam kisaran bawah target inflasi 4,5 plus minus 1% (yoy). Inflasi 2010 diperkirakan akan kembali ke pola normalnya dalam kisaran 5 plus minus 1% seiring dengan kembali menguatnya aktifitas perekonomian domestik dan harga-harga komoditas.
Sejalan dengan kuatnya komitmen Bank Indonesia dan Pemerintah, inflasi diperkirakan akan terus menurun dalam jangka menengah ke tingkat yang setara dengan negara-negara tetangga.
sumber detik finance
ANM World Wide

Earth
Rabu, 04 November 2009
Saham Antam Lincah, IHSG Naik 16 Poin
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih konsisten bertahan di teritori positif hingga penutupan sesi I. Penguatan IHSG ini terjadi beriringan dengan bursa regional.
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) semakin gesit setelah pemerintah pusat menunjuk BUMN tersebut untuk mengambil jatah divestasi Newmont. Saham ANTM tercatat naik Rp 175 menjadi Rp 2.350.
Pada perdagangan Rabu (4/11/2009) sesi I, IHSG naik 16,303 poin (0,70%) ke level 2.350,409. Indeks LQ 45 naik 3,269 poin (0,72%) ke level 460,429. Rupiah terpantau stabil di 9.579 per dolar AS.
Bursa-bursa regional mayoritas bergerak menguat, kecuali bursa Tokyo yang melemah tipis setelah kemarin libur.
Perdagangan berjalan cukup moderat dengan frekuensi transaksi 42.906 kali pada volume 1.403 juta lembar saham senilai Rp 1,329 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 29 saham turun dan 55 saham stagnan.
Saham-saham yang naik harganya di top gainer antara lain Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.000 menjadi Rp 23.200, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 200 menjadi Rp 7.100, Telkom (TLKM) naik Rp 100 menjadi Rp 8.450, Bumi Resources (BUMI) naik Rp 75 menjadi Rp 2.375.
Sedangkan saham-saham yang turun harganya di top loser antara lain Astra International (ASII) turun Rp 200 menjadi Rp 30.05, BRI (BBRI) turun Rp 100 menjadi Rp 6.900, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 550 menjadi Rp 15.000.
sumber detik finance
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) semakin gesit setelah pemerintah pusat menunjuk BUMN tersebut untuk mengambil jatah divestasi Newmont. Saham ANTM tercatat naik Rp 175 menjadi Rp 2.350.
Pada perdagangan Rabu (4/11/2009) sesi I, IHSG naik 16,303 poin (0,70%) ke level 2.350,409. Indeks LQ 45 naik 3,269 poin (0,72%) ke level 460,429. Rupiah terpantau stabil di 9.579 per dolar AS.
Bursa-bursa regional mayoritas bergerak menguat, kecuali bursa Tokyo yang melemah tipis setelah kemarin libur.
- Indeks Hang Seng naik 346,67 poin (1,63%) ke level 21.586,73.
- Indeks Komposit Shanghai naik 18,71 poin (0,60%) ke level 3.132,93.
- Indeks Nikkei-225 melemah tipis 6,67 poin (0,07%) ke level 9.796,28.
- Indeks Straits Times naik 18,42 poin ke level 2.639,97.
Perdagangan berjalan cukup moderat dengan frekuensi transaksi 42.906 kali pada volume 1.403 juta lembar saham senilai Rp 1,329 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 29 saham turun dan 55 saham stagnan.
Saham-saham yang naik harganya di top gainer antara lain Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.000 menjadi Rp 23.200, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 200 menjadi Rp 7.100, Telkom (TLKM) naik Rp 100 menjadi Rp 8.450, Bumi Resources (BUMI) naik Rp 75 menjadi Rp 2.375.
Sedangkan saham-saham yang turun harganya di top loser antara lain Astra International (ASII) turun Rp 200 menjadi Rp 30.05, BRI (BBRI) turun Rp 100 menjadi Rp 6.900, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 550 menjadi Rp 15.000.
sumber detik finance
Dow Jones Minus, S&P dan Nasdaq Plus
Saham-saham bergerak mixed dengan indeks Dow Jones ditutup minus, sementara indeks Standard & Poor's 500 dan Nasdaq masih menguat.
Investor di Wall Street semakin berhati-hati menunggu keputusan dari hasil pertemuan Bank Sentral AS. Namun The Fed diyakini belum akan mengubah kebijakan suku bunga rendahnya.
Pada perdagangan Selasa (3/11/2009), indeks Dow Jones ditutup turun 17,53 poin (0,18%) ke level 9.771,91. Indeks S&P 500 naik tipis 2,53 poin (0,24%) ke levle 1.045,41 dan Nasdaq naik 8,12 poin (0,40%) ke level 2.057,32.
Hampir mayoritas saham bergerak di teritori negatif dalam perdagangan yang sangat fluktuatif. Investor masih belum yakin tentang kekuatan pemulihan ekonomi AS dan menunggu petunjuk berikutnya dari The Fed,
"Rata-rata sebagian besar saham-saham keluar dari lubang awal dan ditutup variatif berkat saham-saham material dan industrial berhasil menutupi kelemahan saham-saham finansial dan semikonduktor," ujar Scott Marcouiller dari Wells Fargo Advisors seperti dikutip dari AFP, Rabu (4/11/2009).
"Investor terlihat berhati-hati selama The Fed memulai pertemuannya membahas suku bunga dan pasar menunggu data pengangguran pada Jumat," tambahnya.
Volume perdagangan masih rendah, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya 1,38 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu sebesar 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi juga hanya 2,18 miliar, di atas rata-rata tahun lalu sebanyak 2,28 miliar.
Harga Minyak Naik
Sementara harga minyak mentah dunia kembali melonjak seiring melonjaknya harga emas dunia.
Kontrak utama minyak light sweet pengiriman Desember naik 1,47 dolar ke level US$ 79,60 per barel. Minyak Brent pengiriman Desember naik 1,56 dolar ke level US$ 78,11 per barel.
sumber detik finance
Investor di Wall Street semakin berhati-hati menunggu keputusan dari hasil pertemuan Bank Sentral AS. Namun The Fed diyakini belum akan mengubah kebijakan suku bunga rendahnya.
Pada perdagangan Selasa (3/11/2009), indeks Dow Jones ditutup turun 17,53 poin (0,18%) ke level 9.771,91. Indeks S&P 500 naik tipis 2,53 poin (0,24%) ke levle 1.045,41 dan Nasdaq naik 8,12 poin (0,40%) ke level 2.057,32.
Hampir mayoritas saham bergerak di teritori negatif dalam perdagangan yang sangat fluktuatif. Investor masih belum yakin tentang kekuatan pemulihan ekonomi AS dan menunggu petunjuk berikutnya dari The Fed,
"Rata-rata sebagian besar saham-saham keluar dari lubang awal dan ditutup variatif berkat saham-saham material dan industrial berhasil menutupi kelemahan saham-saham finansial dan semikonduktor," ujar Scott Marcouiller dari Wells Fargo Advisors seperti dikutip dari AFP, Rabu (4/11/2009).
"Investor terlihat berhati-hati selama The Fed memulai pertemuannya membahas suku bunga dan pasar menunggu data pengangguran pada Jumat," tambahnya.
Volume perdagangan masih rendah, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya 1,38 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu sebesar 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi juga hanya 2,18 miliar, di atas rata-rata tahun lalu sebanyak 2,28 miliar.
Harga Minyak Naik
Sementara harga minyak mentah dunia kembali melonjak seiring melonjaknya harga emas dunia.
Kontrak utama minyak light sweet pengiriman Desember naik 1,47 dolar ke level US$ 79,60 per barel. Minyak Brent pengiriman Desember naik 1,56 dolar ke level US$ 78,11 per barel.
sumber detik finance
Emas Kembali Cetak Rekor Harga
Emas kembali mencetak rekor harga tertingginya sehari setelah IMF mengumumkan penjualan 200 ton emasnya ke India.
Pada perdagangan Selasa (3/11/2009), harga emas di pasar London sempat menembus rekor tertinggi US$ 1.087,80 per troy ounce. Sementara harga di New York menembus US$ 1.088,50 per tray ounce.
IMF kemarin baru saja mengumumkan penjualan cadangan emasnya sebesar 200 ton ke Bank Sentral India dan meraup penjualan US$ 6,7 miliar.
Bart Melek dari BMO Capital Markets mengatakan, penjualan emas IMF kepada India itu memberikan keyakinan pada teori bahwa ada pembeli resmi menunggu sejumlah cadangan emas yang tersedia.
"Pertanyaannya sekarang adalah, siapa pembeli sisa emas IMF?" ujar Melek seperti dikutip dari AFP.
"Kami menduga pembelinya adalah China dan negara Asia lainnya, Rusia atau bahkan India lagi karena mereka memegang emas yang relatif sedikit dibandingkan dengan cadangan devisanya yang besar dan ingin mendiversifikasinya dari dolar AS," imbuhnya.
sumber detik finance
Pada perdagangan Selasa (3/11/2009), harga emas di pasar London sempat menembus rekor tertinggi US$ 1.087,80 per troy ounce. Sementara harga di New York menembus US$ 1.088,50 per tray ounce.
IMF kemarin baru saja mengumumkan penjualan cadangan emasnya sebesar 200 ton ke Bank Sentral India dan meraup penjualan US$ 6,7 miliar.
Bart Melek dari BMO Capital Markets mengatakan, penjualan emas IMF kepada India itu memberikan keyakinan pada teori bahwa ada pembeli resmi menunggu sejumlah cadangan emas yang tersedia.
"Pertanyaannya sekarang adalah, siapa pembeli sisa emas IMF?" ujar Melek seperti dikutip dari AFP.
"Kami menduga pembelinya adalah China dan negara Asia lainnya, Rusia atau bahkan India lagi karena mereka memegang emas yang relatif sedikit dibandingkan dengan cadangan devisanya yang besar dan ingin mendiversifikasinya dari dolar AS," imbuhnya.
sumber detik finance
Rupiah Berjaga-jaga
Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak stabil menjelang Rapat Dewan Gubernur BI dan juga pertemuan Bank Sentral AS (Federal Reserve).
Pada perdagangan Rabu (4/11/2009), rupiah dibuka melemah tipis 9.605 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.600 per dolar AS.
Analis meyakini BI Rate akan tetap bertahan di level 6,5% dengan kebijakan moneter diprediksi tidak ada yang baru. BI tampaknya tidak tergoda untuk mengubah tingkat suku bunga meski sebagian bank sentral mulai bergerak menaikkan suku bunga, seperti Bank Sentral Australia.
Di pasar global, dolar AS bergerak menguat atas mayoritas mata uang dunia. Kondisi pasar finansial yang masih rentan kembali memicu investor untuk berburu dolar AS.
Euro tercatat melemah ke 1,4728 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,4772 dolar. Sementara dolar AS stabil di 90,31 yen, dibandingkan sebelumnya di 90,33 yen.
sumber detik finance
Pada perdagangan Rabu (4/11/2009), rupiah dibuka melemah tipis 9.605 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.600 per dolar AS.
Analis meyakini BI Rate akan tetap bertahan di level 6,5% dengan kebijakan moneter diprediksi tidak ada yang baru. BI tampaknya tidak tergoda untuk mengubah tingkat suku bunga meski sebagian bank sentral mulai bergerak menaikkan suku bunga, seperti Bank Sentral Australia.
Di pasar global, dolar AS bergerak menguat atas mayoritas mata uang dunia. Kondisi pasar finansial yang masih rentan kembali memicu investor untuk berburu dolar AS.
Euro tercatat melemah ke 1,4728 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,4772 dolar. Sementara dolar AS stabil di 90,31 yen, dibandingkan sebelumnya di 90,33 yen.
sumber detik finance
IHSG Menunggu Katalis Positif
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin bergerak melemah berbarengan dengan bursa-bursa regional. IHSG yang sempat dibuka menguat akhirnya terpuruk jauh.
Pada perdagangan Selasa (3/11/2009), IHSG ditutup melemah 37,536 poin (1,58%) ke level 2.334,106. Indeks LQ 45 melemah 8,559 poin (1,84%) ke level 457,160.
Investor masih terus berhati-hati di tengah kondisi pasar finansial yang juga sedang wait and see menunggu komentar dari Bank Sentral AS. IHSG pada perdagangan Rabu (4/11/2009) diprediksi akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah.
Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada hari ini diprediksi tidak akan terlalu banyak menggerakkan pasar. BI diyakini tidak akan mengubah BI Rate di kisaran 6,5%, dengan bahasa moneter yang tidak akan jauh berbeda dari pertemuan sebelumnya.
Bursa-bursa utama dunia kini juga masih bergerak hati-hati menunggu hasil pertemuan Bank Sentral AS. Pada perdagangan Selasa (3/11/2009), indeks Dow Jones ditutup turun 17,53 poin (0,18%) ke level 9.771,91. Indeks S&P 500 naik tipis 2,53 poin (0,24%) ke levle 1.045,41 dan Nasdaq naik 8,12 poin (0,40%) ke level 2.057,32.
Bursa Tokyo membuka perdagangan hari ini dengan melemah setelah kemarin libur. Indeks Nikkei-225 dibuka melemah tipis 17,67 poin (1,18%) ke level 9,785,28.
Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:
Panin Sekuritas:
Indeks kembali bergerak melemah -1,58% ditutup pada pada 2.334,106 meski pada sesi 1 perdagangan sempat bergerak menguat. Anjloknya bursa regional menjadi pendorong turunnya indeks kemarin. Kami melihat dalam 4 hari perdagangan terakhir, pergerakan indeks cenderung volatile (liar) dengan kisaran batas bawah dan atas yang sangat jauh signifikan. Ditengah kondisi seperti ini (no-trend), investor disarankan melakukan trading jangka pendek pada saham-saham yang memiliki kinerja bagus (bluechip). Disisi lain, kami memperkirakan tekanan pada saham pertambangan masih akan berlanjut pada hari ini. Indeks hari ini diproyeksikan akan bergerak pada kisaran support-resistance 2.290-2.348.
Optima Sekuritas:
IHSG melemah 37 poin setara 1.6% ke level 2.334 dipicu oleh bursa regional dan saham ASII, BBRI, UNVR dan BUMI yang menyumbang 35% penurunan indeks. Nilai transaksi relatif tipis mencerminkan pelaku pasar wait & see. Investor masih menunggu katalis positif seperti Rapat Dewan Gubernur BI & The Fed Meeting yang di jadwalkan hari ini. Selanjutnya IHSG diperkirakan bergerak di level 2.300-2.360.
sumber detik finance
Pada perdagangan Selasa (3/11/2009), IHSG ditutup melemah 37,536 poin (1,58%) ke level 2.334,106. Indeks LQ 45 melemah 8,559 poin (1,84%) ke level 457,160.
Investor masih terus berhati-hati di tengah kondisi pasar finansial yang juga sedang wait and see menunggu komentar dari Bank Sentral AS. IHSG pada perdagangan Rabu (4/11/2009) diprediksi akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah.
Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada hari ini diprediksi tidak akan terlalu banyak menggerakkan pasar. BI diyakini tidak akan mengubah BI Rate di kisaran 6,5%, dengan bahasa moneter yang tidak akan jauh berbeda dari pertemuan sebelumnya.
Bursa-bursa utama dunia kini juga masih bergerak hati-hati menunggu hasil pertemuan Bank Sentral AS. Pada perdagangan Selasa (3/11/2009), indeks Dow Jones ditutup turun 17,53 poin (0,18%) ke level 9.771,91. Indeks S&P 500 naik tipis 2,53 poin (0,24%) ke levle 1.045,41 dan Nasdaq naik 8,12 poin (0,40%) ke level 2.057,32.
Bursa Tokyo membuka perdagangan hari ini dengan melemah setelah kemarin libur. Indeks Nikkei-225 dibuka melemah tipis 17,67 poin (1,18%) ke level 9,785,28.
Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:
Panin Sekuritas:
Indeks kembali bergerak melemah -1,58% ditutup pada pada 2.334,106 meski pada sesi 1 perdagangan sempat bergerak menguat. Anjloknya bursa regional menjadi pendorong turunnya indeks kemarin. Kami melihat dalam 4 hari perdagangan terakhir, pergerakan indeks cenderung volatile (liar) dengan kisaran batas bawah dan atas yang sangat jauh signifikan. Ditengah kondisi seperti ini (no-trend), investor disarankan melakukan trading jangka pendek pada saham-saham yang memiliki kinerja bagus (bluechip). Disisi lain, kami memperkirakan tekanan pada saham pertambangan masih akan berlanjut pada hari ini. Indeks hari ini diproyeksikan akan bergerak pada kisaran support-resistance 2.290-2.348.
Optima Sekuritas:
IHSG melemah 37 poin setara 1.6% ke level 2.334 dipicu oleh bursa regional dan saham ASII, BBRI, UNVR dan BUMI yang menyumbang 35% penurunan indeks. Nilai transaksi relatif tipis mencerminkan pelaku pasar wait & see. Investor masih menunggu katalis positif seperti Rapat Dewan Gubernur BI & The Fed Meeting yang di jadwalkan hari ini. Selanjutnya IHSG diperkirakan bergerak di level 2.300-2.360.
sumber detik finance
Langganan:
Postingan (Atom)