Jakarta - Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan hingga akhir tahun 2009, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 15,9 persen jika dibandingkan dengan posisi di akhir tahun 2008.
Pemerintah mengharapkan dengan menguatnya nilai tukar tersebut, maka konsumsi dan perdagangan tahun 2010 bisa lebih baik lagi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat 5,5-5,6 persen.
"Dengan membaiknya ekspor impor serta nilai tukar, kita proyeksikan pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi dan perdagangan untuk tahun 2010. Sangat meyakinkan (ekonomi) kita akan tumbuh 5,5-5,6 persen," jelasnya di kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (4/1/2010).
Ia mengatakan, hingga akhir tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai cukup mengembirakan dengan berada di tingkat 4,3-,4,4 persen. Selain itu, indikator positif yang menunjukkan perbaikan ekonomi adalah tingkat inflasi yang berada di bawah 3 persen.
"Dalam situasi resesi, di saat negara lain tumbuh negatif, ini menggembirakan karena (ekonomi) Indonesia bisa tumbuh 4,3-,4,4 persen dan inflasi di bawah 3 persen,"
Menurutnya, pasar keuangan saat ini sudah bergerak positif, capital outflow mulai masuk ke dalam negeri. Dengan berbagai indikator yang positif dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu pemerintah menargetkan bisa menekan jumlah penduduk miskin hingga hanya 13 persen tahun ini.
"Kita juga akan menggenjot pembangunan infrastruktur untuk menyerap tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran bisa menurun," ungkapnya.
sumber detik finance
ANM World Wide

Earth
Senin, 04 Januari 2010
Pemerintah Klaim Selesaikan 92,2% Program 100 Hari
Jakarta - Pemerintah mengklaim telah menyelesaikan 92,2% dari 19 program dan 53 aksi dalam rancangan program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II.
Demikian disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa dalam jumpa pers laporan akhir tahun para menteri KIB Jilid II di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (4/1/2009).
"Program 100 hari kalah beritanya dengan berita lain, maka kami sampaikan seluruh agenda program aksi yaitu 19 program dengan 53 aksi pada hari ke 50 yang kami catat, 92,2% rencana aksi yang ditentukan tercapai," tuturnya.
Hatta mengatakan, 53 program aksi yang dicanangkan dalam program 100 hari ini adalah program-program vital yang bertujuan untuk menghilangkan sumbatan-sumbatan yang menghambat iklim investasi di Indonesia. Sehingga nantinya pembangunan infrastruktur dapat berkembang karena iklim investasi yang kondusif.
"Program 100 hari beberapa departemen ada yang sudah selesai. Contohnya Public Private Partnership yang menghambat investasi sudah selesai semua. Maka diyakini akan ada akselerasi dari infrastruktur," tutupnya.
sumber detik finance
Demikian disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa dalam jumpa pers laporan akhir tahun para menteri KIB Jilid II di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (4/1/2009).
"Program 100 hari kalah beritanya dengan berita lain, maka kami sampaikan seluruh agenda program aksi yaitu 19 program dengan 53 aksi pada hari ke 50 yang kami catat, 92,2% rencana aksi yang ditentukan tercapai," tuturnya.
Hatta mengatakan, 53 program aksi yang dicanangkan dalam program 100 hari ini adalah program-program vital yang bertujuan untuk menghilangkan sumbatan-sumbatan yang menghambat iklim investasi di Indonesia. Sehingga nantinya pembangunan infrastruktur dapat berkembang karena iklim investasi yang kondusif.
"Program 100 hari beberapa departemen ada yang sudah selesai. Contohnya Public Private Partnership yang menghambat investasi sudah selesai semua. Maka diyakini akan ada akselerasi dari infrastruktur," tutupnya.
sumber detik finance
Saham Ambruk, Bakrieland Buy Back Rp 510 Miliar
Jakarta - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menyiapkan dana pembelian kembali saham (buy back ) sebesar Rp 510 miliar hingga Februari 2010, menyusul kejatuhan harga saham lantaran terkena imbas gagal bayar Dubai World.
"Harga saham sudah murah, ini saat yang tepat untuk melakukan buy back ," ujar Presiden Direktur ELTY, Hiramsyah S Thaib di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI),
SCBD, Jakarta, Senin (4/1/2010).
Menurut Hiramsyah, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp 510 miliar untuk keperluan buy back tersebut. "Waktunya sejak pertengahan Desember hingga Februari 2010. Sekarang sudah mulai kok," ujarnya.
Harga saham ELTY ditutup di level Rp 295 pada 23 November 2009. Harga saham ELTY pada hari-hari berikutnya mulai mengalami penurunan signifikan hingga ke level
Rp 270 pada 25 November 2009.
Rupanya, pada 26 November 2009, Dubai World mengumumkan penundaan pelunasan utang obligasinya.
Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.
Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010.
Perusahaan yang disebut terakhir merupakan pemegang 30% saham di megaproyek superblock Rasuna Epicentrum milik ELTY. Seiring dengan pengumuman tersebut,
harga saham ELTY mengalami penurunan tajam.
Pada 21 Desember 2009, harga saham ELTY nyemplung ke level Rp 180. Namun seiring dengan agenda buy back yang digelontorkan ELTY, harga saham ELTY kini sudah
merangkak naik ke level Rp 197 per saham.
Menurut Hiramsyah, saham hasil buy back nantinya akan dilepas kembali ke pasar dalam dua opsi, yaitu obligasi konversi atau blocksale kepada mitra strategis.
"Nanti saham hasil buy back bisa kita lepas melalui convertible bond (obligasi konversi) maupun blocksale kepada mitra strategis kita. Kemarin kan kita baru selesai roadshow ke Eropa, Amerika, dan Timur Tengah," ujarnya.
sumber detik finance
"Harga saham sudah murah, ini saat yang tepat untuk melakukan buy back ," ujar Presiden Direktur ELTY, Hiramsyah S Thaib di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI),
SCBD, Jakarta, Senin (4/1/2010).
Menurut Hiramsyah, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp 510 miliar untuk keperluan buy back tersebut. "Waktunya sejak pertengahan Desember hingga Februari 2010. Sekarang sudah mulai kok," ujarnya.
Harga saham ELTY ditutup di level Rp 295 pada 23 November 2009. Harga saham ELTY pada hari-hari berikutnya mulai mengalami penurunan signifikan hingga ke level
Rp 270 pada 25 November 2009.
Rupanya, pada 26 November 2009, Dubai World mengumumkan penundaan pelunasan utang obligasinya.
Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.
Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010.
Perusahaan yang disebut terakhir merupakan pemegang 30% saham di megaproyek superblock Rasuna Epicentrum milik ELTY. Seiring dengan pengumuman tersebut,
harga saham ELTY mengalami penurunan tajam.
Pada 21 Desember 2009, harga saham ELTY nyemplung ke level Rp 180. Namun seiring dengan agenda buy back yang digelontorkan ELTY, harga saham ELTY kini sudah
merangkak naik ke level Rp 197 per saham.
Menurut Hiramsyah, saham hasil buy back nantinya akan dilepas kembali ke pasar dalam dua opsi, yaitu obligasi konversi atau blocksale kepada mitra strategis.
"Nanti saham hasil buy back bisa kita lepas melalui convertible bond (obligasi konversi) maupun blocksale kepada mitra strategis kita. Kemarin kan kita baru selesai roadshow ke Eropa, Amerika, dan Timur Tengah," ujarnya.
sumber detik finance
Market Flash eTrading
Jakarta - Dow Jones: Pada perdagangan akhir tahun lalu, saham US ditutup melemah seiring turunnya klaim pengangguran yang mendorong keyakinan The Fed untuk menarik stimulus. Caterpillar Inc. dan Wal-Mart Stores Inc. turun sedikitnya 1.6% dan 29 dari 30 perusahaan yang terdapat di Dow Jones juga mengalami penurunan.
Indeks S&P 500 (-1%) 1,115.1 dan Dow Jones (-1.1%) 10,428.05. Pada tahun lalu, S&P 500 telah rebound 65%dari level 12 tahun terendah pada bulan Maret setelah pemerintah memberikan stimulus lebih dari $11 triliun dan The Fed tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 0%
Regional Pagi: Bursa Jepang menguat di awal perdagangan, setelah laporan tingkat pengangguran AS menurun ke level mingguan terendah sejak 20 Juli 2008 dan manufaktur China meningkat, serta pelemahan yen yang memperkuat para eksportir. Sony Corp. (+1.2%), Sharp Corp. (+1.1%) dan NEC Electronics Corp. (+1.4%).
Japan Airlines Corp. (+30%) setelah laporan bahwa Development Bank of Japan akan melipatgandakan lini kredit menjadi 200 miliar yen ($2.15 miliar). Nikkei 225 Average (+0.9%) 10,638.54. S&P/ASX 200 (+0.1%) 4,875.5. KOSPI INDEX (+0.62%) 1,682.77. STI (-0.34%) 2,887.69.
Commodity: Harga crude oil mengalami kenaikan di NY akibat optimisme permintaan bahan bakar akan meningkat. Minyak rally dalam delapan hari terakhir di tengah perkiraan tingkat pengangguran terburuk US hampir berakhir pada bulan Desember lalu. Cuaca dingin yang melanda US juga menyebabkan naiknya permintaan bahan bakar pemanas. Crude oil untuk pengiriman Februari +0.6% menjadi $79.84/barel.Crude Oil (+0.7%) $79.9/bbl, Gold (-0.1%) $1,096/oz, CPO (-0.6%) 2.513 RM/MT, Coal (+5.1%) $86.3/MT, Nickel (-2%) $18.525/MT, Tin (+1.5%) $16.950/MT.
Economic & Industrial News
Economic : Inflasi 2009 Diprediksi di Bawah 3%
BPS mrngungkapkan laju inflasi 2009 kemungkinan tidak lebih dari 3% menyusul terjaganya pasokan dan distribusi barang pokok. Kepala BPS mengatakan prediksi inflasi rendah itu juga dibantu oleh realisasi kenaikan harga pada Desember 2009 yang tidak melonjak seperti biasa, meskipun diwarnai momentum hari raya Natal dan Tahun Baru.
Economic: Kapitalisasi pasar BEI 2009 tembus Rp2.006 triliun
Nilai kapitalisasi pasar dan transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 86,41% dari Rp 1.076,5 triliun pada akhir perdagangan 2008 menjadi Rp2.006,7 triliun per 29 Desember 2009.
Corporate news
PGAS: Laba Bersih Lampaui Rp 5 Triliun pada 2009
Sepanjang 2009, laba bersih PGAS diperkirakan melampaui Rp 5 triliun, naik hingga 688,9% dibandingkan pencapaian akhir 2008 yaitu sebesar Rp 633,86 triliun. Laba tersebut berasal dari penyaluran gas sebesar Rp 4,2 triliun dan sisanya dari selisih kurs akibat penguatan rupiah terhadap dollar.
ENRG: Pendapatan 2009 Anjlok 26,34%
Pendapatan ENRG sepanjang tahun 2009 ini anjlok hingga mencapai sekitar 26,34%. Pendapatan bersih perusahaan hingga 31 Desember 2009 hanya Rp1,37 triliun.
ELTY: Buyback Saham Rp 199
ELTY kembali buyback saham dengan harga Rp 199, sehingga total saham yang dibeli kembali kini mencapai 13,25 juta saham. Buyback dilakukan karena harga saham perseroan saat ini sangat rendah dibandingkan nilai perusahaan sesungguhnya.
MEDC: Tekan Biaya Bunga
MEDC menghemat biaya bunga melalui pendanaan ulang (refinancing) wesel bayar bergaransi senilai US$89 juta. Wesel bayar yang akan jatuh tempo pada Mei 2010 tersebut akan didanai ulang dari hasil penerbitan wesel bayar baru sebesar US$100 juta.
BBTN: 2010, Investasi TI US$ 20 Juta
Pada 2010, BBTN akan menginvestasikan US$ 20 juta guna memperbarui sistem dan infrastruktur teknologi informasi (TI). Perbaikan sistem TI bertujuan untuk memangkas berbagai pos biaya administrasi.
TINS: Siapkan Capex Rp 1 Triliun
Pada 2010, TINS akan mengalokasikan capex hingga Rp 1 triliun guna melakukan ekspansi bisnis. Dana tersebut akan dibelanjakan untuk membeli kapal isap produksi sebanyak 5 unit dengan harga Rp 30 miliar per unit.
IPO: Megapolitan Incar IPO Rp400 Miliar
PT Megapolitan Development akan menggelar IPO pada 1Q10. Rencananya, perusahaan pengembang
kawasan Cinere ini bakal melepas 25% dari total saham dan berharap bisa meraup dana hingga Rp400 miliar.
Rumor
Harga saham Metrodata Electronics Tbk (MTDL) dikabarkan bakal diangkat menuju level Rp100-110 dalam jangka pendek. Perseroan disebut-sebut oleh pelaku pasar menjadi target akusisi oleh salah satu grup besar di Tanah Air.
Harga saham PT Latinusa Tbk (NIKL) disebut-sebut bakal dikerek bandar ke level Rp350 dalam jangka pendek. Bahkan beberapa broker bersiap-siap mengakumulasi NIKL dalam waktu dekat. Banyak investor asing yang tertarik membeli saham perseroan, selain Nippon Steel yang sebelumnya telah mengakusisi saham perseroan milik PT Krakatau Steel.
Corporate Action
Hari ini (4/10), listing IPO Elang Mahkota Teknologi Tbk sebanyak 10.00%
Technical Picks
* BMRI (4700) – BUY
* BUMI (2425) – SELL
* INCO (3650) – BUY on Weakness
* DOID (1690) – HOLD.
sumber detik finance
Indeks S&P 500 (-1%) 1,115.1 dan Dow Jones (-1.1%) 10,428.05. Pada tahun lalu, S&P 500 telah rebound 65%dari level 12 tahun terendah pada bulan Maret setelah pemerintah memberikan stimulus lebih dari $11 triliun dan The Fed tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 0%
Regional Pagi: Bursa Jepang menguat di awal perdagangan, setelah laporan tingkat pengangguran AS menurun ke level mingguan terendah sejak 20 Juli 2008 dan manufaktur China meningkat, serta pelemahan yen yang memperkuat para eksportir. Sony Corp. (+1.2%), Sharp Corp. (+1.1%) dan NEC Electronics Corp. (+1.4%).
Japan Airlines Corp. (+30%) setelah laporan bahwa Development Bank of Japan akan melipatgandakan lini kredit menjadi 200 miliar yen ($2.15 miliar). Nikkei 225 Average (+0.9%) 10,638.54. S&P/ASX 200 (+0.1%) 4,875.5. KOSPI INDEX (+0.62%) 1,682.77. STI (-0.34%) 2,887.69.
Commodity: Harga crude oil mengalami kenaikan di NY akibat optimisme permintaan bahan bakar akan meningkat. Minyak rally dalam delapan hari terakhir di tengah perkiraan tingkat pengangguran terburuk US hampir berakhir pada bulan Desember lalu. Cuaca dingin yang melanda US juga menyebabkan naiknya permintaan bahan bakar pemanas. Crude oil untuk pengiriman Februari +0.6% menjadi $79.84/barel.Crude Oil (+0.7%) $79.9/bbl, Gold (-0.1%) $1,096/oz, CPO (-0.6%) 2.513 RM/MT, Coal (+5.1%) $86.3/MT, Nickel (-2%) $18.525/MT, Tin (+1.5%) $16.950/MT.
Economic & Industrial News
Economic : Inflasi 2009 Diprediksi di Bawah 3%
BPS mrngungkapkan laju inflasi 2009 kemungkinan tidak lebih dari 3% menyusul terjaganya pasokan dan distribusi barang pokok. Kepala BPS mengatakan prediksi inflasi rendah itu juga dibantu oleh realisasi kenaikan harga pada Desember 2009 yang tidak melonjak seperti biasa, meskipun diwarnai momentum hari raya Natal dan Tahun Baru.
Economic: Kapitalisasi pasar BEI 2009 tembus Rp2.006 triliun
Nilai kapitalisasi pasar dan transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 86,41% dari Rp 1.076,5 triliun pada akhir perdagangan 2008 menjadi Rp2.006,7 triliun per 29 Desember 2009.
Corporate news
PGAS: Laba Bersih Lampaui Rp 5 Triliun pada 2009
Sepanjang 2009, laba bersih PGAS diperkirakan melampaui Rp 5 triliun, naik hingga 688,9% dibandingkan pencapaian akhir 2008 yaitu sebesar Rp 633,86 triliun. Laba tersebut berasal dari penyaluran gas sebesar Rp 4,2 triliun dan sisanya dari selisih kurs akibat penguatan rupiah terhadap dollar.
ENRG: Pendapatan 2009 Anjlok 26,34%
Pendapatan ENRG sepanjang tahun 2009 ini anjlok hingga mencapai sekitar 26,34%. Pendapatan bersih perusahaan hingga 31 Desember 2009 hanya Rp1,37 triliun.
ELTY: Buyback Saham Rp 199
ELTY kembali buyback saham dengan harga Rp 199, sehingga total saham yang dibeli kembali kini mencapai 13,25 juta saham. Buyback dilakukan karena harga saham perseroan saat ini sangat rendah dibandingkan nilai perusahaan sesungguhnya.
MEDC: Tekan Biaya Bunga
MEDC menghemat biaya bunga melalui pendanaan ulang (refinancing) wesel bayar bergaransi senilai US$89 juta. Wesel bayar yang akan jatuh tempo pada Mei 2010 tersebut akan didanai ulang dari hasil penerbitan wesel bayar baru sebesar US$100 juta.
BBTN: 2010, Investasi TI US$ 20 Juta
Pada 2010, BBTN akan menginvestasikan US$ 20 juta guna memperbarui sistem dan infrastruktur teknologi informasi (TI). Perbaikan sistem TI bertujuan untuk memangkas berbagai pos biaya administrasi.
TINS: Siapkan Capex Rp 1 Triliun
Pada 2010, TINS akan mengalokasikan capex hingga Rp 1 triliun guna melakukan ekspansi bisnis. Dana tersebut akan dibelanjakan untuk membeli kapal isap produksi sebanyak 5 unit dengan harga Rp 30 miliar per unit.
IPO: Megapolitan Incar IPO Rp400 Miliar
PT Megapolitan Development akan menggelar IPO pada 1Q10. Rencananya, perusahaan pengembang
kawasan Cinere ini bakal melepas 25% dari total saham dan berharap bisa meraup dana hingga Rp400 miliar.
Rumor
Harga saham Metrodata Electronics Tbk (MTDL) dikabarkan bakal diangkat menuju level Rp100-110 dalam jangka pendek. Perseroan disebut-sebut oleh pelaku pasar menjadi target akusisi oleh salah satu grup besar di Tanah Air.
Harga saham PT Latinusa Tbk (NIKL) disebut-sebut bakal dikerek bandar ke level Rp350 dalam jangka pendek. Bahkan beberapa broker bersiap-siap mengakumulasi NIKL dalam waktu dekat. Banyak investor asing yang tertarik membeli saham perseroan, selain Nippon Steel yang sebelumnya telah mengakusisi saham perseroan milik PT Krakatau Steel.
Corporate Action
Hari ini (4/10), listing IPO Elang Mahkota Teknologi Tbk sebanyak 10.00%
Technical Picks
* BMRI (4700) – BUY
* BUMI (2425) – SELL
* INCO (3650) – BUY on Weakness
* DOID (1690) – HOLD.
sumber detik finance
Emas Penuh Kemilau di 2009
Emas memunculkan kilaunya di sepanjang 2009 dan menutup akhir tahun lalu pada posisi terbaiknya sejak 3 dekade terakhir. Pelemahan dolar yang terjadi sepanjang 2009 membuat investor berbondong-bondong mencari tempat lindung investasi yang paling aman.
Pada perdagangan non formal di pasar spot 31 Desember 2009 lalu, harga emas berada di level US$ 1.096,20 per ounce atau berarti naik hingga US$ 218 sepanjang 2009. Rekor kenaikan harga sepanjang 2009 itu hanya terkalahkan oleh kenaikan harga emas di tahun 1979 yang mencapai US$ 286.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/1/2010), secara persentase, harga emas sepanjang tahun 2009 melonjak hingga 24,8%. Angka itu lebih rendah dari kenaikan harga di tahun 2007 yang mencapai 31%.
Harga emas tertinggi sepanjang 2009 tercapai pada 1 Desember 2009 ketika harga menembus US$ 1.200 per ounce. Harga emas sempat menembus US$ 1.220 per ounce pada 3 Desember akibat berbagai kombinasi sentimen seperti suku bunga, depresiasi dolar dan inflasi.
Investor terus memburu emas ketika dolar AS terus terkulai di tengah krisis yang menyebabkan perekonomian dunia diliputi ketidakpastian. Investor juga mencari tempat lindung investasi yang paling aman dari inflasi yang dikhawatirkan akan meningkat akibat membanjirnya program stimulus ekonomi yang bernilai triliunan dolar AS.
Harga emas juga terdorong oleh aksi penjualan emas yang dilakukan IMF. Sejumlah bank sentral dari berbagai belahan dunia 'menampung' hasil penjualan emas IMF, yang diartikan analis sebagai meningkatnya permintaan, sementara produksi dari tambang-tambang emas dunia kecenderungannya stagnan bahkan berkurang.
IMF tercatat menjual 10 ton emasnya kepada Sri Lanka senilai US$ 375 juta. IMF menjual 200 ton emas kepada Bank Sentral India senilai US$ 6,7 miliar pada 19 Oktober dan 2 ton emasnya kepada Bank Sentral Mauritius senilai US$ 71,7 juta pada 11 November 2009. Total emas yang telah dijual IMF dalam rangka mencari sumber pendanaan krisis telah mencapai 212 ton.
sumber detik finance
Pada perdagangan non formal di pasar spot 31 Desember 2009 lalu, harga emas berada di level US$ 1.096,20 per ounce atau berarti naik hingga US$ 218 sepanjang 2009. Rekor kenaikan harga sepanjang 2009 itu hanya terkalahkan oleh kenaikan harga emas di tahun 1979 yang mencapai US$ 286.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/1/2010), secara persentase, harga emas sepanjang tahun 2009 melonjak hingga 24,8%. Angka itu lebih rendah dari kenaikan harga di tahun 2007 yang mencapai 31%.
Harga emas tertinggi sepanjang 2009 tercapai pada 1 Desember 2009 ketika harga menembus US$ 1.200 per ounce. Harga emas sempat menembus US$ 1.220 per ounce pada 3 Desember akibat berbagai kombinasi sentimen seperti suku bunga, depresiasi dolar dan inflasi.
Investor terus memburu emas ketika dolar AS terus terkulai di tengah krisis yang menyebabkan perekonomian dunia diliputi ketidakpastian. Investor juga mencari tempat lindung investasi yang paling aman dari inflasi yang dikhawatirkan akan meningkat akibat membanjirnya program stimulus ekonomi yang bernilai triliunan dolar AS.
Harga emas juga terdorong oleh aksi penjualan emas yang dilakukan IMF. Sejumlah bank sentral dari berbagai belahan dunia 'menampung' hasil penjualan emas IMF, yang diartikan analis sebagai meningkatnya permintaan, sementara produksi dari tambang-tambang emas dunia kecenderungannya stagnan bahkan berkurang.
IMF tercatat menjual 10 ton emasnya kepada Sri Lanka senilai US$ 375 juta. IMF menjual 200 ton emas kepada Bank Sentral India senilai US$ 6,7 miliar pada 19 Oktober dan 2 ton emasnya kepada Bank Sentral Mauritius senilai US$ 71,7 juta pada 11 November 2009. Total emas yang telah dijual IMF dalam rangka mencari sumber pendanaan krisis telah mencapai 212 ton.
sumber detik finance
IHSG Siap-siap January Effect
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 30 Desember 2009 lalu ditutup pada titik tertingginya sepanjang tahun 2009. IHSG juga mencatat kenaikan tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik.
Pada perdagangan Rabu (30/12/2009), IHSG ditutup menguat 15,362 poin (0,61%) ke level 2.534,356. Sepanjang 2009, IHSG tercatat naik 86,98%, tertinggi kedua setelah Bursa Shenzen yang mencetak kenaikan 115,27% atau tertinggi di kawasan Asia Pasifik.
Sementara Bursa Wall Street pada penutupan perdagangan 31 Desember 2009 justru melemah dalam volume perdagangan yang sangat tipis.
Pada perdagangan Kamis (31/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup melemah 120,46 poin (1,14%) ke level 10.428,05. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 11,32 poin (1%) ke level 1.115,10 dan Nasdaq melemah 22,13 poin (0,97%) ke level 2.269,15.
Namun secara tahunan, indeks Dow Jones menguat 18,8%, S&P 500 menguat 23,5% dan Nasdaq menguat 43,9%. Ini adalah kenaikan indeks pertama sejak 2 tahun terakhir. Indeks S&P 500 pada tahun 2008 bahkan merosot hingga 38,5%.
Secara total, sepanjang 2009 harga saham-saham dunia naik hingga 30% atau 72% kenaikan jika dihitung sejak Maret. Sejak awal Maret 2009, investor memang kembali memburu saham-saham atas dasar dua keyakinan yakni sistem finansial tidak akan kolaps layaknya era Great Depression dan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan obligasi berimbal hasil tinggi sudah mengalami aksi jual terlalu besar.
Untuk tahun 2010, investor kemungkinan akan menghadapi sedikit tantangan tidak seperti di tahun 2009. Pada tahun lalu, sebagian orang cukup menempatkan dana-dananya di aset berisiko yang sudah mengalami oversold dan tunggu saja hingga mereka mengalami kenaikan harga sendiri.
Namun untuk 2010, investor harus melakukan seleksi secara selektif dan menentukan pemilihan waktu. Investpr pasar saham harus lebih selektif untuk melakukan aksi beli, meski jika mereka masih percaya saham-saham akan naik harganya.
Pooling Reuters menunjukkan, sebagian investor memperkirakan saham-saham masih akan naik pada tahun 2010 meski tidak pada tingkat yang sama seperti yang pernah mereka lihat.
Analis dari Credit Suisse mengatakan, perusahaan dengan tingkat utang yang rendah dan divident tinggi, cash flow yang bebas serta pangsa pasar yang kuat diperkirakan akan terus menanjak.
Semengara Guy Wagner, manager dari Banque de Luxembourg menyatakan hal yang sama, dan melihat saham-saham dari sektor defensif seperti utilitas akan menarik perhatian.
"Hal ini membuat banyak kebijakan untuk keluar dari saham-saham yang sangat bersiklus dan menuju ke saham-saham yang lebih defensif serta menbayar dividen," ujar Wagner seperti dikutip dari Reuters.
Bagaimana dengan Bursa Indonesia di awal tahun ini?
Investor diprediksi masih akan berhati-hati dan melihat pergerakan dari bursa-bursa regional. Namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Senin (4/1/2010) diprediksi akan bergerak menguat terlebih dahulu seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Seremoni pembukaan perdagangan saham oleh Presiden SBY diharapkan bisa membawa euforia pada awal perdagangan tahun ini. January Effect diharapkan bisa menahan laju IHSG di teritori positif.
Bursa Jepang juga mengawali perdagangan awal tahun 2010 dengan kenaikan yang cukup baik. Indeks Nikkei-225 pada perdagangan Senin ini dibuka naik 62,90 poin (0,60%) ke level 10.609,34.
sumber detik finance
Pada perdagangan Rabu (30/12/2009), IHSG ditutup menguat 15,362 poin (0,61%) ke level 2.534,356. Sepanjang 2009, IHSG tercatat naik 86,98%, tertinggi kedua setelah Bursa Shenzen yang mencetak kenaikan 115,27% atau tertinggi di kawasan Asia Pasifik.
Sementara Bursa Wall Street pada penutupan perdagangan 31 Desember 2009 justru melemah dalam volume perdagangan yang sangat tipis.
Pada perdagangan Kamis (31/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup melemah 120,46 poin (1,14%) ke level 10.428,05. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 11,32 poin (1%) ke level 1.115,10 dan Nasdaq melemah 22,13 poin (0,97%) ke level 2.269,15.
Namun secara tahunan, indeks Dow Jones menguat 18,8%, S&P 500 menguat 23,5% dan Nasdaq menguat 43,9%. Ini adalah kenaikan indeks pertama sejak 2 tahun terakhir. Indeks S&P 500 pada tahun 2008 bahkan merosot hingga 38,5%.
Secara total, sepanjang 2009 harga saham-saham dunia naik hingga 30% atau 72% kenaikan jika dihitung sejak Maret. Sejak awal Maret 2009, investor memang kembali memburu saham-saham atas dasar dua keyakinan yakni sistem finansial tidak akan kolaps layaknya era Great Depression dan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan obligasi berimbal hasil tinggi sudah mengalami aksi jual terlalu besar.
Untuk tahun 2010, investor kemungkinan akan menghadapi sedikit tantangan tidak seperti di tahun 2009. Pada tahun lalu, sebagian orang cukup menempatkan dana-dananya di aset berisiko yang sudah mengalami oversold dan tunggu saja hingga mereka mengalami kenaikan harga sendiri.
Namun untuk 2010, investor harus melakukan seleksi secara selektif dan menentukan pemilihan waktu. Investpr pasar saham harus lebih selektif untuk melakukan aksi beli, meski jika mereka masih percaya saham-saham akan naik harganya.
Pooling Reuters menunjukkan, sebagian investor memperkirakan saham-saham masih akan naik pada tahun 2010 meski tidak pada tingkat yang sama seperti yang pernah mereka lihat.
Analis dari Credit Suisse mengatakan, perusahaan dengan tingkat utang yang rendah dan divident tinggi, cash flow yang bebas serta pangsa pasar yang kuat diperkirakan akan terus menanjak.
Semengara Guy Wagner, manager dari Banque de Luxembourg menyatakan hal yang sama, dan melihat saham-saham dari sektor defensif seperti utilitas akan menarik perhatian.
"Hal ini membuat banyak kebijakan untuk keluar dari saham-saham yang sangat bersiklus dan menuju ke saham-saham yang lebih defensif serta menbayar dividen," ujar Wagner seperti dikutip dari Reuters.
Bagaimana dengan Bursa Indonesia di awal tahun ini?
Investor diprediksi masih akan berhati-hati dan melihat pergerakan dari bursa-bursa regional. Namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Senin (4/1/2010) diprediksi akan bergerak menguat terlebih dahulu seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Seremoni pembukaan perdagangan saham oleh Presiden SBY diharapkan bisa membawa euforia pada awal perdagangan tahun ini. January Effect diharapkan bisa menahan laju IHSG di teritori positif.
Bursa Jepang juga mengawali perdagangan awal tahun 2010 dengan kenaikan yang cukup baik. Indeks Nikkei-225 pada perdagangan Senin ini dibuka naik 62,90 poin (0,60%) ke level 10.609,34.
sumber detik finance
Langganan:
Postingan (Atom)