Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 30 Desember 2009 lalu ditutup pada titik tertingginya sepanjang tahun 2009. IHSG juga mencatat kenaikan tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik.
Pada perdagangan Rabu (30/12/2009), IHSG ditutup menguat 15,362 poin (0,61%) ke level 2.534,356. Sepanjang 2009, IHSG tercatat naik 86,98%, tertinggi kedua setelah Bursa Shenzen yang mencetak kenaikan 115,27% atau tertinggi di kawasan Asia Pasifik.
Sementara Bursa Wall Street pada penutupan perdagangan 31 Desember 2009 justru melemah dalam volume perdagangan yang sangat tipis.
Pada perdagangan Kamis (31/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup melemah 120,46 poin (1,14%) ke level 10.428,05. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 11,32 poin (1%) ke level 1.115,10 dan Nasdaq melemah 22,13 poin (0,97%) ke level 2.269,15.
Namun secara tahunan, indeks Dow Jones menguat 18,8%, S&P 500 menguat 23,5% dan Nasdaq menguat 43,9%. Ini adalah kenaikan indeks pertama sejak 2 tahun terakhir. Indeks S&P 500 pada tahun 2008 bahkan merosot hingga 38,5%.
Secara total, sepanjang 2009 harga saham-saham dunia naik hingga 30% atau 72% kenaikan jika dihitung sejak Maret. Sejak awal Maret 2009, investor memang kembali memburu saham-saham atas dasar dua keyakinan yakni sistem finansial tidak akan kolaps layaknya era Great Depression dan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan obligasi berimbal hasil tinggi sudah mengalami aksi jual terlalu besar.
Untuk tahun 2010, investor kemungkinan akan menghadapi sedikit tantangan tidak seperti di tahun 2009. Pada tahun lalu, sebagian orang cukup menempatkan dana-dananya di aset berisiko yang sudah mengalami oversold dan tunggu saja hingga mereka mengalami kenaikan harga sendiri.
Namun untuk 2010, investor harus melakukan seleksi secara selektif dan menentukan pemilihan waktu. Investpr pasar saham harus lebih selektif untuk melakukan aksi beli, meski jika mereka masih percaya saham-saham akan naik harganya.
Pooling Reuters menunjukkan, sebagian investor memperkirakan saham-saham masih akan naik pada tahun 2010 meski tidak pada tingkat yang sama seperti yang pernah mereka lihat.
Analis dari Credit Suisse mengatakan, perusahaan dengan tingkat utang yang rendah dan divident tinggi, cash flow yang bebas serta pangsa pasar yang kuat diperkirakan akan terus menanjak.
Semengara Guy Wagner, manager dari Banque de Luxembourg menyatakan hal yang sama, dan melihat saham-saham dari sektor defensif seperti utilitas akan menarik perhatian.
"Hal ini membuat banyak kebijakan untuk keluar dari saham-saham yang sangat bersiklus dan menuju ke saham-saham yang lebih defensif serta menbayar dividen," ujar Wagner seperti dikutip dari Reuters.
Bagaimana dengan Bursa Indonesia di awal tahun ini?
Investor diprediksi masih akan berhati-hati dan melihat pergerakan dari bursa-bursa regional. Namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Senin (4/1/2010) diprediksi akan bergerak menguat terlebih dahulu seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Seremoni pembukaan perdagangan saham oleh Presiden SBY diharapkan bisa membawa euforia pada awal perdagangan tahun ini. January Effect diharapkan bisa menahan laju IHSG di teritori positif.
Bursa Jepang juga mengawali perdagangan awal tahun 2010 dengan kenaikan yang cukup baik. Indeks Nikkei-225 pada perdagangan Senin ini dibuka naik 62,90 poin (0,60%) ke level 10.609,34.
sumber detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar