ANM World Wide

ANM World Wide
Earth

Jumat, 27 November 2009

Bursa Asia Kocar-kacir Gara-gara Gagal Bayar Dubai World

Tokyo - Bursa Asia kocar-kacir menyusul gagal bayarnya sebagian utang obligasi Dubai World. Kegagalan bayar itu dikhawatirkan bisa memperluas gagal bayar di berbagai belahan dunia.

Bursa-bursa Asia mengkor pelemahan yang sudah terjadi di Bursa Eropa sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (27/11/2009) ini, bursa-bursa Asia mencatat kemerosotan tajam. Kecuali Bursa Indonesia, Malaysia dan Singapura yang pada hari ini tercatat libur.
  • Indeks Hang Seng merosot 1.075,91 poin (7,1%) ke level 21.134,90
  • Indeks S&P/ASX merosot 136,5 poin (2,90%) ke level 4.572,1
  • Indeks Komposit Shanghai merosot 74,72 poin (2,36%) ke level 3.096,27.
  • Indeks KOSPI merosot 75,02 poin (4,96%) ke level 1.524,50.
  • Indeks Taipei merosot 248,25 poin (3,21%) ke level 7.490,91.Indeks Indeks Thailand turun 5,36 poin (0,78%) ke level 680,37.
  • Indek Filipina turun 44,85 poin (1,45%) ke level 3.044,97.

Investor terus melepas aset-aset berisiko tinggi pada perdagangan akhir pekan ini. Kegagalan bayar utang Dubai World dikhawatirkan bisa memberikan efek pada gagal bayar perusahaan lain. Namun analis juga menilai, tipisnya transaksi pada hari ini sehubungan dengan libur panjang akhir pekan di sejumlah bursa membuat bursa bergerak lebih bergejolak.

"Kekhawatiran itu adalah sebuah isu namun bukan guncangan yang sesunguhnya. Ini lebih pada sebuah pertanyaan tentang waktu bersamaan dengan sedikitnya pelaku pasar bertransaksi karena libur panjang sehingga memicu pergerakan ini," ujar Mic Mills, pialang senior ETX Capital seperti dikutip dari Reuters.

Harga emas pun ikut terseret dan merosot tajam. Investor langsung berbalik arah mencari investasi yang aman yakni aset-aset dalam dolar AS. Harga emas di pasar spot London turun ke US$ 1.136,80 per once, terendah sejak 16 November.

"Ini terutama dipicu oleh kabar dari Dubai yang telah memberikan dampak besar pada risk appetite dan menghasilkan dolar yang menguat tajam," jelas Daniel Major, analis logam dari RBS Global Banking & Markets.

Pemerintah Dubai secara mengejutkan mengumumkan kondisi gagal bayar atas sebagian obligasi perusahaan terkemuka di negara tersebut, Dubai World yang jatuh tempo.

"Dubai World ingin meminta kepada seluruh penyedia pembiayaan Dubai World dan Nakheel untuk 'standstill' (kondisi tidak membayar utang) dan memperpanjang jatuh tempo menjadi paling tidak 30 Mei 2010," ujar pemerintah Dubai dalam pernyataannya.

Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.

Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010.

Harga minyak mentah dunia juga ikut merosot. Pada akhir pekan ini, kontrak utama minyak light merosot hingga US$ 4 menjadi US$ 74,37 per barel.

"Pasar bereaksi secara berlebihan. Risiko gagal bayar Dubai telah masuk dalam radar investor dalam beberapa waktu, dan saya tidak terkejut jika ada investor kaya Abu Dhabi atau negara teluk lainnya akan menyelamatkannya," ujar David Thebault, head of quantitative sales trading Global Equities.

sumber detik finance

Dubai World Gagal Bayar, Bursa Eropa Terguncang

Dubai - Dubai World secara mengejutkan mengumumkan kondisi gagal bayar atas sebagian obligasinya yang jatuh tempo. Langkah tersebut langsung menimbulkan guncangan di Bursa Eropa.

"Dubai World ingin meminta kepada seluruh penyedia pembiayaan Dubai World dan Nakheel untuk 'standstill' (kondisi tidak membayar utang) dan memperpanjang jatuh tempo menjadi paling tidak 30 Mei 2010," ujar pemerintah Dubai dalam pernyataannya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/11/2009).

Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.

Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010.

Dubai World tercatat memiliki kewajiban hingga US$ 59 miliar, atau menguasai sebagian besar dari total utang Dubai yang mencapai US$ 80 miliar. Pemerintah Dubai mengumumkan telah menunjuk konsultan Deloitte untuk membantu restrukturisasi utang obligasi tersebut.

Pengumuman tersebut langsung mengguncang pasar finansial global, bahkan bursa Eropa langsung berguguran. Bursa Prancis bahkan langsung merosot hingga 2,06% ke level 3.730,62 pada awal perdagangan Kamis. Bursa Eropa juga tertekan oleh terus merosotnya dolar AS.

"Pelemahan dolar telah menyebabkan bursa Asia merosot, dan menyeret Bursa Eropa. Gagal bayar sebagian utang Dubai telah memberikan rasa tidak nyaman dan krisis kepercayaan pada saat yang sama ketika muncul kekhawatiran memuncaknya jumlah utang publik," ujar Xavier de Villepion, analis dari Global Equities seperti dikutip dari AFP.

Meski pengumuman gagal bayar itu dilakukan setelah penurupan pasar saham Dubai menjelang libur panjang, namun nilai obligasi Nakheel tahun 2009 merosot hingga 27 persen.

"Hal terakhir yang akan kita lihat adalah efek domino yang menyebabkan sejumlah kewajiban utang harus diperpanjang," jelas sebuah bank tentang pernyataan Dubai tersebut.

"Keputusan untuk menjadwal ulang utang Dubai World mengecewakan. Sepertinya hal ini akan diterima dengan buruk oleh pasar. Pasar menjadi tidak nyaman dengan posisi utang Dubai sejak kuartal I-2009. Orang mengharapkan ada pembayaran utang Nakheel akhir 2009," ujar Monica Malik, analis dari EFG Hermes.

EFG-Hermes mencatat total kewajiban pembayaran utang Dubai mencapai US$ 13 miliar pada 2010 dan US$ 19,5 miliar pada 2011.

Sumber detik finance

Jepang Resahkan Penguatan Yen

Tokyo - Mata uang Jepang yen telah menguat tajam atas dolar AS hingga titik tertingginya dalam 14 tahun terakhir. Pemerintah Jepang pun merasa resah dan menilai penguatan yen yang terus menerus bisa memukul perekononiannya.

Menteri Keuangan Jepang Hirojisa Fujii mengatakan, penguatan yen yang sangat cepat dari satu sisi dan membahayakan ekonomi. Pemerintah kini akan mencermati serius fluktuasi yen.

"Kita akan mengambil langkah yang seperlunya atas pergerakan yang tidak wajar ini," ujarnya seperti dikutip dari AFP, Jumat (27/11/2009).

Dolar AS tercatat melemah hingga level 85 yen, atau level terendahnya sejak pertengahan 1990-an. Pada awal perdagangan di Tokyo, dolar AS diperdagangkan di sekitar 85,88 yen.

Namun Fujii tidak memberikan sinyal apakah Bank Sentral Jepang akan melakukan intervensi atas penguatan yen yang cepat ini. Jepang tidak pernah mengintervensi mata uangnya sejak Maret 2004.

Fujii mengatkan, Jepang akan berdiskusi dengan otoritas moneter AS dan Eropa jika diperlukan.

Negara tersebut memang patut khawatir dengan penguatan yen yang cepat karena bisa menggerus daya saing para eksportirnya. Padahal ekonomi Jepang sangat tergantung pada ekspor.

Bursa Jepang Melorot

Sementara Bursa Jepang pada perdagangan Jumat ini langsung merosot, terseret sentimen negatif dari gagal bayarnya sebagian utang Dubai World. Kegagalan Dubai World membayar utang obligasi yang jatuh tempo sebelumnya telah mengguncang Bursa Eropa.

Indeks Nikkei-225 pada sesi pagi tercatat turun hingga 2% ke level 9.194,61. Indeks Nikkei-225 sempat merosot hingga 2,1% ke 9.198,73 yang merupakan titik terendah sejak pertengahan Juli.

sumber detik finance

Pengikut