Bursa-bursa Asia mengkor pelemahan yang sudah terjadi di Bursa Eropa sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (27/11/2009) ini, bursa-bursa Asia mencatat kemerosotan tajam. Kecuali Bursa Indonesia, Malaysia dan Singapura yang pada hari ini tercatat libur.
- Indeks Hang Seng merosot 1.075,91 poin (7,1%) ke level 21.134,90
- Indeks S&P/ASX merosot 136,5 poin (2,90%) ke level 4.572,1
- Indeks Komposit Shanghai merosot 74,72 poin (2,36%) ke level 3.096,27.
- Indeks KOSPI merosot 75,02 poin (4,96%) ke level 1.524,50.
- Indeks Taipei merosot 248,25 poin (3,21%) ke level 7.490,91.Indeks Indeks Thailand turun 5,36 poin (0,78%) ke level 680,37.
- Indek Filipina turun 44,85 poin (1,45%) ke level 3.044,97.
Investor terus melepas aset-aset berisiko tinggi pada perdagangan akhir pekan ini. Kegagalan bayar utang Dubai World dikhawatirkan bisa memberikan efek pada gagal bayar perusahaan lain. Namun analis juga menilai, tipisnya transaksi pada hari ini sehubungan dengan libur panjang akhir pekan di sejumlah bursa membuat bursa bergerak lebih bergejolak.
"Kekhawatiran itu adalah sebuah isu namun bukan guncangan yang sesunguhnya. Ini lebih pada sebuah pertanyaan tentang waktu bersamaan dengan sedikitnya pelaku pasar bertransaksi karena libur panjang sehingga memicu pergerakan ini," ujar Mic Mills, pialang senior ETX Capital seperti dikutip dari Reuters.
Harga emas pun ikut terseret dan merosot tajam. Investor langsung berbalik arah mencari investasi yang aman yakni aset-aset dalam dolar AS. Harga emas di pasar spot London turun ke US$ 1.136,80 per once, terendah sejak 16 November.
"Ini terutama dipicu oleh kabar dari Dubai yang telah memberikan dampak besar pada risk appetite dan menghasilkan dolar yang menguat tajam," jelas Daniel Major, analis logam dari RBS Global Banking & Markets.
Pemerintah Dubai secara mengejutkan mengumumkan kondisi gagal bayar atas sebagian obligasi perusahaan terkemuka di negara tersebut, Dubai World yang jatuh tempo.
"Dubai World ingin meminta kepada seluruh penyedia pembiayaan Dubai World dan Nakheel untuk 'standstill' (kondisi tidak membayar utang) dan memperpanjang jatuh tempo menjadi paling tidak 30 Mei 2010," ujar pemerintah Dubai dalam pernyataannya.
Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.
Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010.
Harga minyak mentah dunia juga ikut merosot. Pada akhir pekan ini, kontrak utama minyak light merosot hingga US$ 4 menjadi US$ 74,37 per barel.
"Pasar bereaksi secara berlebihan. Risiko gagal bayar Dubai telah masuk dalam radar investor dalam beberapa waktu, dan saya tidak terkejut jika ada investor kaya Abu Dhabi atau negara teluk lainnya akan menyelamatkannya," ujar David Thebault, head of quantitative sales trading Global Equities.
sumber detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar