Jakarta - Wall Street menutup perdagangan minggu ini dengan pembalikan ke arah positif setelah mengalami pekan yang bergejolak akibat data tenaga kerja dan masalah kebijakan fiskal di Eropa.
Mayoritas indeks saham di bursa Wall Street berubah positif menjelang penutupan perdagangan, saat investor mulai meraup saham-saham di sektor teknologi dan bahan-bahan bangunan. Padahal 2 sektor ini merupakan sektor terburuk saat kejatuhan pasar beberapa hari terakhir.
"Ini merupakan perburuan di pasar yang sudah oversold. Setidaknya dalam jangka pendek, aksi jual sudah berlebihan," kata analis pasar Cleveland Rueckert seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (6/2/2010).
Sebelumnya, saham-saham Wall Street mengalami kejatuhan lebih dari 1% akibat data tenaga kerja. Pemerintah AS mengumumkan secara tidak terduga selama Januari 2010 sekitar 20 ribu orang kehilangan pekerjaan. Namun persentara pengangguran menurun dibanding data 5 bulan teakhir.
Indeks Dow Jones ditutup menguat 10,05 poin atau 0,1% di 10.012,23, indeks S&P 500 juga naik 3,08 poin atau 0,29% di 1.066,19, kemudian indeks Nasdaq juga naik 15,69 poin atau 0,74% di 2.141,12.
by detik finance
ANM World Wide

Earth
Sabtu, 06 Februari 2010
Rupiah Menguat 1,9% Selama Januari 2010
Jakarta - Mengawali tahun 2010, nilai tukar rupiah bergerak menguat. Selama Januari 2010, rata-rata nilai tukar rupiah menguat 1,9% ke level Rp9.275 per dolar AS dan ditutup pada level Rp9.350 per dolar AS atau menguat 0,80% dari periode bulan lalu.
Demikian disampaikan oleh Bank Indonesia (BI) dalam laporan tinjauan kebijakan moneter bulan Februari 2010 yang dikutip detikFinance, Sabtu (6/2/2010).
"Nilai tukar rupiah sempat menyentuh level Rp9.153 per dolar AS, level terkuat sejak Oktober 2008, meskipun kemudian bergerak melemah dikarenakan sentimen negatif akibat masih tingginya ketidakpastian di sektor eksternal. Pergerakan nilai tukar rupiah selama Januari 2010 berdampak pada meningkatnya volatilitas dari 0,20% (posisi Desember 2009) menjadi 0,96%," tutur laporan tersebut.
BI mengatakan, selama Januari 2010, nilai tukar rupiah bergerak menguat, walaupun sempat mengalami sedikit tekanan pada akhir bulan. Prospek perekonomian domestik yang cukup solid serta spread imbal hasil investasi rupiah yang masih tinggi di antara negara kawasan Asia mampu menopang stabilitas pergerakan rupiah.
Meskipun begitu, BI mengatakan ada tekanan yang sempat terjadi pada akhir bulan antara lain dipengaruhi oleh sentimen negatif yang terjadi di pasar keuangan global.
Sentimen negatif tersebut muncul setelah dirilisnya kerugian JP Morgan dan kebijakan sektor keuangan AS, besarnya defisit fiskal beberapa negara di kawasan Eropa, dan keputusan otoritas moneter India dan China menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) .
Menurut BI, persepsi risiko investasi di Indonesia masih relatif baik sejalan dengan relatif terjaganya ekspektasi positif terhadap nilai tukar rupiah.
"Meski sempat mengalami peningkatan sebagai respons dari kondisi pasar keuangan global yang kembali tertekan, secara umum indikator risiko investasi di Indonesia relatif stabil dibandingkan dengan Desember 2009 dikarenakan fundamental perekonomian dometik yang masih solid dan upgrade rating Indonesia oleh Fitch dari BB menjadi BB+. Hal tersebut memberikan insentif terhadap prospek investasi di Indonesia," kata laporan tersebut.
by detik finance
Demikian disampaikan oleh Bank Indonesia (BI) dalam laporan tinjauan kebijakan moneter bulan Februari 2010 yang dikutip detikFinance, Sabtu (6/2/2010).
"Nilai tukar rupiah sempat menyentuh level Rp9.153 per dolar AS, level terkuat sejak Oktober 2008, meskipun kemudian bergerak melemah dikarenakan sentimen negatif akibat masih tingginya ketidakpastian di sektor eksternal. Pergerakan nilai tukar rupiah selama Januari 2010 berdampak pada meningkatnya volatilitas dari 0,20% (posisi Desember 2009) menjadi 0,96%," tutur laporan tersebut.
BI mengatakan, selama Januari 2010, nilai tukar rupiah bergerak menguat, walaupun sempat mengalami sedikit tekanan pada akhir bulan. Prospek perekonomian domestik yang cukup solid serta spread imbal hasil investasi rupiah yang masih tinggi di antara negara kawasan Asia mampu menopang stabilitas pergerakan rupiah.
Meskipun begitu, BI mengatakan ada tekanan yang sempat terjadi pada akhir bulan antara lain dipengaruhi oleh sentimen negatif yang terjadi di pasar keuangan global.
Sentimen negatif tersebut muncul setelah dirilisnya kerugian JP Morgan dan kebijakan sektor keuangan AS, besarnya defisit fiskal beberapa negara di kawasan Eropa, dan keputusan otoritas moneter India dan China menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) .
Menurut BI, persepsi risiko investasi di Indonesia masih relatif baik sejalan dengan relatif terjaganya ekspektasi positif terhadap nilai tukar rupiah.
"Meski sempat mengalami peningkatan sebagai respons dari kondisi pasar keuangan global yang kembali tertekan, secara umum indikator risiko investasi di Indonesia relatif stabil dibandingkan dengan Desember 2009 dikarenakan fundamental perekonomian dometik yang masih solid dan upgrade rating Indonesia oleh Fitch dari BB menjadi BB+. Hal tersebut memberikan insentif terhadap prospek investasi di Indonesia," kata laporan tersebut.
by detik finance
Buah Reksa Dana Makin Menggiurkan
Jakarta - Instrumen reksa dana semakin menarik dengan tingkat imbal hasil yang terus meningkat sepanjang 1 tahun terakhir ini. Didukung oleh kondisi sektor keuangan dalam negeri yang terus positif.
Laporan tinjauan kebijakan moneter Bank Indonesia yang dikutip detikFinance, Sabtu (6/2/2010) mengatakan perkembangan positif di pasar saham dan surat utang negara (SUN), serta penurunan suku bunga simpanan mendorong berkembangnya kinerja reksa dana.
"Membaiknya kinerja underlying asset reksa dana terus mendorong peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana pada akhir tahun 2009," ujar laporan tersebut.
NAB reksa dana pada Desember 2009 mencapai Rp112,9 triliun atau meningkat pesat dibandingkan dengan awal tahun yang hanya sebesar Rp 74,3 triliun atau tumbuh sebesar 47,7%.
Kemudian sejalan dengan meningkatnya NAB reksa dana, rata-rata imbal hasil harian per produk reksa dana dalam 1 tahun terakhir juga meningkat. Imbal hasil untuk reksa dana saham mencapai 99,2% dengan jumlah produk sebanyak 63, imbal hasil reksa dana pendapatan tetap sebesar 15,15% dengan jumlah produk 114, imbal hasil reksa dana campuran mencapai 49,6% dengan jumlah produk 104, serta imbal hasil reksa dana pasar uang mencapai 3,8% dengan jumlah produk 27.
Sementara itu, jenis reksa dana yang paling berkontribusi pada peningkatan NAB reksa dana adalah reksa dana saham, yang meningkat sebesar Rp16,6 triliun atau tumbuh 83,9%. Meningkatnya reksa dana saham sejalan dengan meningkatnya harga saham sebagai underlying asset reksa dana saham dengan pertumbuhan IHSG sebesar 86,1% selama tahun 2009.
by detik finance
Laporan tinjauan kebijakan moneter Bank Indonesia yang dikutip detikFinance, Sabtu (6/2/2010) mengatakan perkembangan positif di pasar saham dan surat utang negara (SUN), serta penurunan suku bunga simpanan mendorong berkembangnya kinerja reksa dana.
"Membaiknya kinerja underlying asset reksa dana terus mendorong peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana pada akhir tahun 2009," ujar laporan tersebut.
NAB reksa dana pada Desember 2009 mencapai Rp112,9 triliun atau meningkat pesat dibandingkan dengan awal tahun yang hanya sebesar Rp 74,3 triliun atau tumbuh sebesar 47,7%.
Kemudian sejalan dengan meningkatnya NAB reksa dana, rata-rata imbal hasil harian per produk reksa dana dalam 1 tahun terakhir juga meningkat. Imbal hasil untuk reksa dana saham mencapai 99,2% dengan jumlah produk sebanyak 63, imbal hasil reksa dana pendapatan tetap sebesar 15,15% dengan jumlah produk 114, imbal hasil reksa dana campuran mencapai 49,6% dengan jumlah produk 104, serta imbal hasil reksa dana pasar uang mencapai 3,8% dengan jumlah produk 27.
Sementara itu, jenis reksa dana yang paling berkontribusi pada peningkatan NAB reksa dana adalah reksa dana saham, yang meningkat sebesar Rp16,6 triliun atau tumbuh 83,9%. Meningkatnya reksa dana saham sejalan dengan meningkatnya harga saham sebagai underlying asset reksa dana saham dengan pertumbuhan IHSG sebesar 86,1% selama tahun 2009.
by detik finance
Bapepam Cabut Izin Usaha Manajer Investasi pada 2 Perusahaan Efek
Jakarta - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) mencabut izin usaha manajer investasi pada 2 perusahaan efek yaitu PT Danpac Asset Management d/h. PT Danpac Investama dan PT Brahma Capital.
Demikian disampaikan oleh Bapepam LK dalam pengumumannya yang dikutip detikFinance, Sabtu (6/2/2010).
Pencabutan izin usaha perusahaan efek sebagai manajer investasi atas nama PT Danpac Asset Management d/h. PT Danpac Investama ditetapkan melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-01/BL/MI/S.5/2010 tanggal 2 Februari 2010.
Izin usaha manajer investasi PT Danpac Asset Management dicabut karena tidak dapat memenuhi ketentuan dalam Peraturan dan Perundang-undangan Pasar Modal yang berlaku.
Kemudian pencabutan izin usaha perusahaan efek sebagai manajer investasi atas nama PT Brahma Capital ditetapkan melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-02/BL/MI/S.5/2010 tanggal 2 Februari 2010.
Izin usaha manajer investasi PT Brahma Capital dicabut karena tidak dapat memenuhi ketentuan dalam Peraturan dan Perundang-undangan Pasar Modal yang berlaku.
Dengan dicabutnya izin usaha Perusahaan Efek sebagai manajer investasi tersebut, PT Danpac Asset Management d/h. PT Danpac Investama serta PT Brahma Capital dilarang melakukan kegiatan usaha sebagai manajer investasi serta diwajibkan untuk menyelesaikan segala kewajiban dengan pihak lain yang berkepentingan.
by detik finance
Demikian disampaikan oleh Bapepam LK dalam pengumumannya yang dikutip detikFinance, Sabtu (6/2/2010).
Pencabutan izin usaha perusahaan efek sebagai manajer investasi atas nama PT Danpac Asset Management d/h. PT Danpac Investama ditetapkan melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-01/BL/MI/S.5/2010 tanggal 2 Februari 2010.
Izin usaha manajer investasi PT Danpac Asset Management dicabut karena tidak dapat memenuhi ketentuan dalam Peraturan dan Perundang-undangan Pasar Modal yang berlaku.
Kemudian pencabutan izin usaha perusahaan efek sebagai manajer investasi atas nama PT Brahma Capital ditetapkan melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-02/BL/MI/S.5/2010 tanggal 2 Februari 2010.
Izin usaha manajer investasi PT Brahma Capital dicabut karena tidak dapat memenuhi ketentuan dalam Peraturan dan Perundang-undangan Pasar Modal yang berlaku.
Dengan dicabutnya izin usaha Perusahaan Efek sebagai manajer investasi tersebut, PT Danpac Asset Management d/h. PT Danpac Investama serta PT Brahma Capital dilarang melakukan kegiatan usaha sebagai manajer investasi serta diwajibkan untuk menyelesaikan segala kewajiban dengan pihak lain yang berkepentingan.
by detik finance
Mata Uang Euro Terancam Tidak Stabil
Den Haag - Mata uang Euro kini terancam menjadi tidak stabil. Menjadi tantangan besar bagi Uni Eropa untuk menstabilkan kembali Euro di tengah beban utang menggunung beberapa negara anggotanya.
Hal itu disampaikan Komisaris Eropa asal Jerman, Günther Oettinger, dalam wawancara yang dimuat koran regional Reutlinger General-Anzeiger, Sabtu (6/2/2010).
"Euro terancam bahaya menjadi tidak stabil. Lihat Yunani, Irlandia, dan kemungkinan dalam waktu dekat juga Spanyol, Portugal, Lituania, dan Italia," ujar Oettinger.
Nilai Euro terhadap US Dollar dalam beberapa pekan ini berada dalam tekanan akibat masalah-masalah finansial yang menumpuk di negara-negara tersebut. Bahkan Jumat kemarin nilai Euro merosot pada posisi 1 : 1,3682 terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), nilai terendah dalam rentang waktu 8 bulan.
Bursa saham di seluruh dunia juga terkoreksi hingga posisi terendah dalam 3 bulan mutakhir, akibat dibayangi kecemasan atas perkembangan Euro.
Krisis Yunani
Sementara itu Komisi Eropa telah menyetujui rencana anggaran Yunani untuk mengatasi defisit anggaran negara tersebut yang mencapai 13%. Konsekuensinya UE akan mengawasi Yunani secara ketat, demikian dipantau detikfinance siang ini.
Negara-negara anggota UE hanya boleh mengalami defisit anggaran maksimal 3% untuk menjaga stabilitas kurs mata uang Euro. Akibat krisis ekonomi global, hampir semua negara UE melampaui norma ini, namun Yunani terparah. Buntutnya, Yunani mengalami kesulitan mencari tambahan utang. Dikhawatirkan situasi ini akan menyeret negara-negara UE yang lemah.
Yunani kini melakukan sanering dengan membekukan gaji pegawai, menaikkan beberapa jenis pajak, menunda usia pensiun dan memangkas anggaran militernya.
by detik finance
Hal itu disampaikan Komisaris Eropa asal Jerman, Günther Oettinger, dalam wawancara yang dimuat koran regional Reutlinger General-Anzeiger, Sabtu (6/2/2010).
"Euro terancam bahaya menjadi tidak stabil. Lihat Yunani, Irlandia, dan kemungkinan dalam waktu dekat juga Spanyol, Portugal, Lituania, dan Italia," ujar Oettinger.
Nilai Euro terhadap US Dollar dalam beberapa pekan ini berada dalam tekanan akibat masalah-masalah finansial yang menumpuk di negara-negara tersebut. Bahkan Jumat kemarin nilai Euro merosot pada posisi 1 : 1,3682 terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), nilai terendah dalam rentang waktu 8 bulan.
Bursa saham di seluruh dunia juga terkoreksi hingga posisi terendah dalam 3 bulan mutakhir, akibat dibayangi kecemasan atas perkembangan Euro.
Krisis Yunani
Sementara itu Komisi Eropa telah menyetujui rencana anggaran Yunani untuk mengatasi defisit anggaran negara tersebut yang mencapai 13%. Konsekuensinya UE akan mengawasi Yunani secara ketat, demikian dipantau detikfinance siang ini.
Negara-negara anggota UE hanya boleh mengalami defisit anggaran maksimal 3% untuk menjaga stabilitas kurs mata uang Euro. Akibat krisis ekonomi global, hampir semua negara UE melampaui norma ini, namun Yunani terparah. Buntutnya, Yunani mengalami kesulitan mencari tambahan utang. Dikhawatirkan situasi ini akan menyeret negara-negara UE yang lemah.
Yunani kini melakukan sanering dengan membekukan gaji pegawai, menaikkan beberapa jenis pajak, menunda usia pensiun dan memangkas anggaran militernya.
by detik finance
Langganan:
Postingan (Atom)