Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin mencatat kemerosotan hingga hampir 1%, mengikuti bursa regional yang juga merosot merespons negatif rencana China membatasi pengucuran kreditnya. Kemerosotan saham bank memberi kontribusi besar bagi anjloknya IHSG.
Pada perdagangan Kamis (21/1/2010), IHSG anjlok 28,884 poin (1,08%) ke level 2.638,382. Indeks LQ 45 juga melemah 7,086 poin (1,34%) ke level 518,413.
Sentimen negatif kembali menaungi pergerakan IHSG pada Jumat (22/1/2010) akhir pekan ini. IHSG diprediksi akan kembali menghadapi tekanan akibat sentimen negatif anjloknya bursa-bursa utama dunia.
Bursa Wall Street kemarin kembali merosot setelah Presiden Barack Obama bernit membatasi langkah perbankan. Hal itu dikhawatirkan bisa menggerus laba perbankan.
Obama menyatakan, bank-bank bakal tidak diperbolehkan lagi memiliki, mensponsori ataupun menginvestasinya dananya di hedge fund guna meraup laba. Padahal linis bisnis itu menjadi salah satu mesin peraup laba bagi sebagian besar.
Pada perdagangan Kamis (21/1/2010), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup merosot 213,27 poin (2,01%) ke level 10.389,88. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 21,56 poin (1,89%) ke level 1.116,48 dan Nasdaq melemah 25,55 poin (1,12%) ke level 2.265,70.
Bursa Tokyo pun langsung mengekor. Indeks Nikkei-225 pada perdagangan Jumat langsung dibuka merosot 148,16 poin (1,36%) ke level 10.720,25.
Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:
eTrading Securities:
Aksi profit taking yang ditunggu-tunggu akhirnya terjadi, IHSG ditutup melemah pada level 2.638, setelah sempat menyentuh level .2621, pada awal sesi 2 perdagangan. Tekanan jual paling besar dialami oleh sektor banking, yang mengikuti sentimen pengetatan kredit oleh pemerintah China. IHSG masih berpeluang melanjutkan koreksi pada hari Jumat (22/01) dengan target Support pada area 2.600. Saham-saham yang dapat dijadikan alternatif pembelian bagi investor adalah BISI, BLTA, dan BBTN.
Panin Sekuritas:
IHSG mengalami tekanan jual dalam perdagangan kemarin mengikuti pergerakan bursa regional yang melemah. Kebijakan bank sentral China menaikan GWM dikhawatirkan akan berdampak turunnya likuiditas pada pasar finansial regional untuk jangka pendek. Investor asing tercatat melakukan net sell sekitar Rp458M. Saham perbankan dan pertambangan tercatat menjadi pendorong turunnya indeks terbesar. Sementara hari ini kami perkirakan tekanan pada indeks akan mulai mereda meski belum ada sinyal akan terjadinya reversal. Kisaran support-resistance indeks pada 2.623-2.651.
Optima Sekuritas:
Melemahnya bursa regional memberi momentum bagi IHSG turun 28 poin ke level 2.638. Koreksi tersebut wajar karena bursa sudah overbought setelah rally sejak akhir Desember 2009. Sektor banking turun paling tajam akibat adanya sentimen negatif dari aksi pembobolan bank. Indeks masih downtrend dan masih mengandalkan sentimen regional serta nilai tukar rupiah. IHSG hari ini bakal bergerak di level 2.600-2.660.
sumber detik finance
ANM World Wide

Earth
Jumat, 22 Januari 2010
Rencana Obama Rontokkan Wall Street
Saham-saham di Bursa Wall Street kembali rontok merespons negatif rencana Presiden Barack Obama untuk membatasi langkah perbankan. Hal itu dikhawatirkan bisa menggerus laba perbankan.
Obama menyatakan, bank-bank bakal tidak diperbolehkan lagi memiliki, mensponsori ataupun menginvestasinya dananya di hedge fund guna meraup laba. Padahal linis bisnis itu menjadi salah satu mesin peraup laba bagi sebagian besar.
"Sepertinya bank-bank akan berjatuhan jika diberi peraturan seperti ini," ujar Tom Sowanick, analis dari The Omnivest Group seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/1/2010).
Pada perdagangan Kamis (21/1/2010), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup merosot 213,27 poin (2,01%) ke level 10.389,88. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 21,56 poin (1,89%) ke level 1.116,48 dan Nasdaq melemah 25,55 poin (1,12%) ke level 2.265,70.
Dow Jones mengalami kemerosotan besar dalam dua hari berturut-turut sejak Juni 2009. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak penurunan harian terburuk sejak Oktober 2009.
Saham-saham bank berjatuhan, dengan Goldman Sach merosot hingga 4,1%. Padahal Goldman baru saja mengumumkan laba kuartal IV-2009 yang melebihi ekspektasi analis. Saham JPMorgan Chase & Co anjlok 6,6%, Morgan Stanley anjlok 4,2%, Citigroup merosot 5,5%, Bank of America turun 6,2%.
Kemerosotan saham-saham energi juga turut memberi pengaruh besar bagi kejatuhan indeks saham di Wall Street. Saham energi merosot setelah harga minyak mentah anjlok 2% ke level US$ 75,92 per barel. Saham Exxon Mobil turun 2%, Chevron Corp turun 2,4%.
Volume perdagangan cukup tebal, dengan nilai transaksi di New York Stock Exchange mencapai 1,5 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi mencapai 2,89 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 2,28 miliar.
sumber detik finance
Obama menyatakan, bank-bank bakal tidak diperbolehkan lagi memiliki, mensponsori ataupun menginvestasinya dananya di hedge fund guna meraup laba. Padahal linis bisnis itu menjadi salah satu mesin peraup laba bagi sebagian besar.
"Sepertinya bank-bank akan berjatuhan jika diberi peraturan seperti ini," ujar Tom Sowanick, analis dari The Omnivest Group seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/1/2010).
Pada perdagangan Kamis (21/1/2010), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup merosot 213,27 poin (2,01%) ke level 10.389,88. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 21,56 poin (1,89%) ke level 1.116,48 dan Nasdaq melemah 25,55 poin (1,12%) ke level 2.265,70.
Dow Jones mengalami kemerosotan besar dalam dua hari berturut-turut sejak Juni 2009. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak penurunan harian terburuk sejak Oktober 2009.
Saham-saham bank berjatuhan, dengan Goldman Sach merosot hingga 4,1%. Padahal Goldman baru saja mengumumkan laba kuartal IV-2009 yang melebihi ekspektasi analis. Saham JPMorgan Chase & Co anjlok 6,6%, Morgan Stanley anjlok 4,2%, Citigroup merosot 5,5%, Bank of America turun 6,2%.
Kemerosotan saham-saham energi juga turut memberi pengaruh besar bagi kejatuhan indeks saham di Wall Street. Saham energi merosot setelah harga minyak mentah anjlok 2% ke level US$ 75,92 per barel. Saham Exxon Mobil turun 2%, Chevron Corp turun 2,4%.
Volume perdagangan cukup tebal, dengan nilai transaksi di New York Stock Exchange mencapai 1,5 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi mencapai 2,89 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 2,28 miliar.
sumber detik finance
Langganan:
Postingan (Atom)