ANM World Wide

ANM World Wide
Earth

Rabu, 19 November 2008

Rupiah Melemah ke 12.190/US$

Jakarta - Di tengah transaksi valas yang minim, rupiah kembali harus mengalami pelemahan hingga ke 12.000-an per dolar AS. Pemegang dolar belum percaya diri untuk melakukan perdagangan (trading).

Pada penutupan perdagangan valas pukul 17.00 WIB, Rabu (19/11/2008) rupiah melemah hingga 445 poin ke posisi 12.190 per dolar AS.

Menkeu sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani di Kantor Departemen Keuangan, Jakarta, Rabu (19/11/2008) mengatakan apresiasi dolar AS terhadap berbagai mata uang lokal negara lain termasuk rupiah dinilai ini bukan karena kurangnya pasokan dolar di pasaran, melainkan karena minimnya transaksi.

"Persoalannya bukan pada stok yang kurang. Tapi karena orang tidak mau trading, karena tidak ada confidence," ujarnya.

Untuk itu, dalam pertemuan Menteri-Menteri Keuangan di Washington, AS pekan lalu disepakati bahwa hal terpenting yang harus segera dilakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat agar mau kembali melakukan perdagangan.

"Pertama yang dilakukan adalah mengembalikan confidence supaya transaksi jalan. Kalau tidak, semua yang pegang dolar akan hold. Disuplai berapa pun nggak akan cukup, orang nggak mau exchange," katanya.

Untuk itu, pemerintah meminta agar masyarakat termasuk rumah tangga yang tidak memerlukan pegangan dalam bentuk dolar agar melepas dolar yang mereka miliki.

"Untuk masyarakat rumah tangga yang tidak butuh pegang dolar, harusnya tidak pegang dolar. Tapi kecuali dia punya anak yang kuliah di luar negeri," katanya.

Meski masalah utama apresiasi dolar yang tak terbendung ini bukan pada jumlah pasokannya, Bank Sentral AS tetap akan memastikan agar pasokan dolar AS di seluruh dunia tetap tercukupi.

Menkeu juga mengatakan meski nilai rupiah terus melorot hingga 12.000/US$, pemerintah melihat pelemahan ini masih dalam border yang cukup aman. Meski begitu, para pelaku usaha dan masyarakat tetap harus melakukan penyesuai dalam aktivitasnya.

"Kita masih dalam border yang cukup aman. Meskipun berarti pelaku usaha termasuk masyarakat umum, masih harus melakukan penyesuaian terhadap tingkat equilibrium sementara ini," katanya.

Sri Mulyani melihat pelemahan rupiah kali ini tidak seburuk apa yang terjadi dengan mata uang negara lain. Ia mencontohkan Australia, Singapura, Thailand dan India yang koreksi nilai mata uangnya mencapai 30-40%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut