Jakarta - Penurunan harga Premium mulai hari ini diprediksi akan membuat konsumsi Premium meningkat. Namun peningkatannya tidak besar, hanya sekitar 1%-5%.
Demikian disampaikan Kepala BPH Migas Tubagus Haryono usai RDP dengan Komisi VII di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/12/2008).
"Kami belum buat datanya, tapi prediksi kami tidak besar. Kisarannya 1-5%," katanya.
Menurut Tubagus, peningkatan ini tidak besar karena tertolong disparitas harga dengan BBM keekonomian yang makin mengecil. Harga BBM keekonomian seperti Pertamax yang kini dijual Rp 6.800 per liter memang sudah turun cukup jauh dari sebelumnya yang sempat menembus Rp 10.000 per liter.
"Karena disparitasnya kecil, jadi banyak yang beralih ke keekonomian," katanya.
Selain itu, antrian panjang di SPBU-SPBU juga tidak terlihat karena masyarakat sadar bisa mendapatkan BBM dengan harga baru ini di kemudian hari.
"Penurunan harga kan nggak satu hari tapi seterusnya, jadi nggak ada dampaknya. Pemakai bensin sadar besok masih bisa beli," katanya.
Kekosongan di SPBU
Tubagus juga mengakui ada SPBU yang mengalami kekosongan stok. Hal ini terjadi karena SPBU tersebut tidak mengisi stok di hari-hari sebelumnya.
"Memang terjadi kekosongan karena kemarin tidak isi stok, cuma ada satu daerah di Sumatera, dan itu sudah diselesaikan Pertamina dengan baik," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar