Jakarta - Saham-saham di Wall Street mengakhiri kemerosotannya berkat data PDB (Product Domestic Bruto) AS, yang melebihi ekspektasi analis. Investor kembali bersemangat karena data PDB itu menunjukkan perekonomian AS sudah keluar dari resesi.
Sesaat sebelum pembukaan perdagangan di Wall Street, pemerintah AS mengumumkan perekonomian AS mengalami pertumbuhan 3,5% pada kuartal III-2009. Angka itu melebihi ekspektasi analis yang hanya 3,2%.
Angka ini juga menunjukkan ekspansi terkuat sejak kuartal III-2007, sekaligur menjadi pertanda AS sudah bisa keluar dari resesi terburuk dalam 70 tahun terakhir.
"Hari ini kita melihat bahwa optimisme seputar laporan keuangan korporasi telah dikonfirmasi oleh data PDB. Kita mulai melihat perekonomian benar-benar pulih dan PDB meningkat," ujar Kenneth Kamen, presiden Mercadien Asset Management seperti dikutip dari Reuters, Jumat (30/10/2009).
Pada perdagangan Kamis (29/10/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat hingga 199,89 poin (2,05%) ke level 9.962,58. Indeks Standard & Poor's 500 juga melesat 23,48 poin (2,25%) ke level 1.066,11 dan Nasdaq menguat 37,94 poin (1,84%) ke level 2.097,55.
Volume perdagangan cukup moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,46 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu sebanyak 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi mencapai 2,34 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 2,28 miliar.
Harga Minyak Melonjak
Seiring lonjakan di pasar saham, harga minyak pun ikut melonak lagi. Pemulihan ekonomi di AS yang merupakan konsumen minyak terbesar diharapkan bisa meningkatkan lagi permintaan.
Kontrak utama minyak light sweet pengiriman Desember naik 2,42 dolar menjadi US$ 79,87 per barel. Minyak Brent pengiriman Desember naik 2,18 dolar menjadi US$ 78,04 per barel.
Sumber detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar