Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan defisit anggaran 2009 hingga saat ini masih 2,2% atau sebesar Rp 119 triliun. Angka tersebut akan mengalami pergerakan terus hingga akhir tahun dengan ruang plus minus Rp 5 sampai 7 triliun.
“Ini estimasi bahwa kita masih ada range antara Rp 5 sampai 7 triliun,” ujarnya di Gedung Departemen Keuangan, Jalan Wahidin, Jakarta, Rabu (23/12/2009).
Sementara dari sisi penerimaan, Sri Mulyani menyatakan hal itu tidak akan seperti yang diperkirakan. Alasannya, penerimaan tersebut sangat dipengaruhi oleh krisis. Namun, pihaknya masih menunggu penerimaan dari sektor pajak yang masih digenjot Direktorat Jenderal Pajak hingga tutup tahun.
“Kita masih menunggu dari Pak Tjip (Dirjen Pajak), terhadap penerimaan harus diwaspadai,” ungkapnya.
Untuk belanja, lanjut Sri Mulyani, dari hasil rapat sampai minggu lalu diperkirakan bisa terserap 97%. Namun, dirinya memperkirakan angka tersebut akan menurun pada kisaran 93-95% untuk belanja modal. Sedangkan, untuk belanja barang diperkirakan sebesar 93-94%.
“Waktu rapat minggu lalu kita estimasikan realisasi mungkin bisa sampai 97%. Sepertinya belanja barang akan sedikit di bawah estimasi, mungkin sampai 93-94%. Sedangkan, belanja modal mungkin hanya sekitar 93-95%,” paparnya.
Sri Mulyani juga menyampaikan realisasi penerimaan dari bea dan cukai sudah di atas 100% walaupun krisis sempat memengaruhi penerimaan ekspor dan impor. Namun, tambahnya, karena penerapan penegakan hukum dan reformasi birokrasi dalam Direktorat Jenderal Bea Cukai sehingga target bisa terpenuhi.
“Saya menganggap reformasi birokrasi di Bea Cukai telah menimbulkan suatu hasil yang baik yaitu dalam bentuk enforcement , akurasi dari sisi estimasi barang dan kemudian menimbulkan dampak terhadap disiplin dari dalam negeri dan berdampak lebih positif dari penurunan tarif itu sendiri. Jadi, saya tidak terlalu khawatir atas kondisi penerimaan negara,” tukasnya.
Sumber detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar