Jakarta - Serikat Pekerja PT PLN (Persero) menginginkan pemimpin baru mereka mempunyai kemampuan dan mengerti seluk beluk kelistrikan. Tidak hanya terampil akan manajerial (softskill), orang nomor satu PLN harus cakap di bidang teknis (hardskill).
Hal ini diutarakan ketua Umum Serikat Pekerja PLN Ahmad Daryoko dalam konferensi persnya di Gedung Kementerian BUMN Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis, 17 Desember 2009.
"Kami tidak menolak calon dari luar (PLN), tapi kami hanya menyampaikan kriteria kompetensi direksi harus dilihat juga dari hardskill bukan softskill," katanya.
Ditambahkannya, Serikat Pekerja bahkan mengancam tidak mendukung upaya perbaikan kelistrikan, selama penunjukkan direksi tidak kredibel. Penunjukkan Direktur Utama PLN yang sampai sekarang masih dipercayakan kepada Fahmi Mochtar, memang menjadi hak penuh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negaran (BUMN).
Namun, para pekerja mencoba untuk memberi masukan berupa kriteria yang pas, siapa yang pantas menduduki kursi utama di perusahaan pelat merah ini. "Jika demikian (tidak kredibel), nanti saat terjadi trouble kelistrikan, kami tidak akan mendukung," jelasnya.
Menurut Ahmad, persoalan yang terjadi di internal PLN, bukan terletak pada masalah personal, melainkan tiga hal penting yang perlu segara dibenahi. Masalah tersebut adalah penyediaan energi primer (gas dan batubara) melalui model domestik market obligation (DMO), penyediaan batubara, dan pemotongan biaya operasional pada setiap unit sebesar 40-60 %.
"Pemotongan biaya operasional tersebut dialihkan untuk membiayai proyek PLN 10 ribu megawatt, yang seharusnya menjadi tanggungjawab pemerintah," katanya.
Sumber detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar