Jakarta - Nilai tukar rupiah mengakhiri perdagangan pekan ini di level 9.200/US$. Rupiah akhirnya melemah setelah menunjukkan keperkasaannya sejak awal pekan.
Pada perdagangan Jumat (15/1/2010), rupiah ditutup melemah ke level 9.205 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.160 per dolar AS.
Pjs Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, penguatan rupiah yang terjadi sejak awal pekan ini hingga menembus Rp 9.150 per dolar AS dipicu oleh besarnya aliran modal masuk ke dalam negeri.
"Memang arus dana dari luar besar, jadi memang walaupun bukan ke negara kita saja. Jangan pernah mengira ini hanya ke negara kita saja," ujar Darmin di Gedung BI, Jakarta.
Menurut Darmin, aliran dana dari asing masuk ke semua negara berkembang baik yang suku bunga acuannya tinggi ataupun rendah. Hal itu terjadi karena pertumbuhan ekonomi AS yang lambat sehingga dana-dana dari negeri paman Sam itupun akhirnya keluar.
"AS negara maju lebih tenang, tidak ada yang mengkhawatirkan. Tapi kalau ekonominya pertumbuhannya lambat seperti sekarang, uangnya mereka malah pergi keluar," tambahnya.
Darmin mengakui penguatan rupiah akhir-akhir ini memang tidak membuat semua pihak nyaman. BI akan membiarkan rupiah bergerak sesuai mekanisme pasar tanpa mengarahkannya ke titik tertentu.
"Kalau tanya comfort, di perekonomian selalu saja ada pihak yang berbeda. Ada yang kepentingannya rupiah lemah, ada yang punya kepentingan rupiah kuat," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar