ANM World Wide

ANM World Wide
Earth

Rabu, 13 Januari 2010

Alcoa Bikin Merah Wall Street

Saham-saham di bursa Wall Street berakhir di teritori negatif. Hasil laporan keuangan Alcoa Inc yang mengecewakan membuat investor kembali merasa gamang.

Investor juga merasa cemas dengan potensi retribusi bank yang akan dilakukan pemerintah AS. Presiden AS Barack Obama sebelumnya mengatakan tengah mempertimbangkan retribusi atau pajak pada sektor jasa perbankan guna menutup kerugian prgram Troubled Asset Relief Program, sebagai bagian dari rencana APBN 2011.

Potensi dari fee yang dipungut kemungkinan mencapai US$ 120 miliar untuk menutup kerugian para pembayar pajak setelah dananya digunakan mem-bailout perbankan AS.

Para investor khawatir langkah tersebut akan menggerus laba perbankan di saat sektor tersebut sedang berjuang keluar dari krisis finansial.

"Pembicaraan seputar retribusi bank menciptakan lagi ketidakpastian di pasar dan itu menjadi alasan sektor finansial berbalik arah. Semakin cepat mereka membuat klarifikasi rumor itu, maka akan semakin baik," ujar Quincy Krosby, analis dari Prudential Financial seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/1/2010).

Pada perdagangan Selasa (12/1/2010), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup melemah 36,73 poin (0,34%) ke level 10.627,26. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 10,76 poin (0,94%) ke levle 1.136,22 dan Nasdaq melemah 30,10 poin (1,30%) ke level 2.282,31.

Saham Alcoa tercatat merosot hingga 11,1%, yang merupakan penurunan harian terbesar setelah Maret. Hal itu terjadi setelah produsen Aluminirum itu mengumumkan rugi US$ 277 juta. Indeks material S&P turun 2%.

Saham-saham sektor finansial rontok, saham Citigroup turun 3,03%, Wells Fargo turun 2,5%, JPMorgan Cahase turun 2,34% dan Bank of America turun 3,43%.

Volume perdagangan belum terlalu tebal, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya 1,10 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 2,18 miliar. Di Nasdaq, transaksi mencapai 2,40 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang sebesar 1,63 miliar.

sumber detik finance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut