Bursa Wall Street kembali lesu dengan indeks Dow Jones mencetak penurunan terburuk di sepanjang 2010. Salah satunya dipicu oleh rencana China membatasi kredit perbankan yang dikhawatirkan mengganggu pemulihan ekonomi.
Otoritas China telah memerintahkan bank-bank besar di China untuk membatasi kreditnya hingga sisa bulan ini setelah pada tahun lalu mengalami pertumbuhan kredit yang luar biasa.
"Tahun ini, kami akan terus mengontrol tingkat suplai kredit," ujar regulator bank, Liu Minkang dalam Asian Financial Forum seperti dikutip dari AFP, Kamis (21/1/2010).
Pada perdagangan Rabu (20/1/2010), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup merosot 122,28 poin (1,14%) ke level 10.603,15. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 12,19 poin (1,06%) ke level 1.138,04 dan Nasdaq melemah 29,15 poin (1,26%) ke level 2.291,25.
Indeks Dow Jones mencetak penurunan harian terbesar sejak Desember 2009, Nasdaq mencetak penurunan harian terbesar dalam sepekan. Padahal pada Selasa lalu, indeks Dow Jones dan S&P 500 sempat menembus titik tertingginya dalam 15 bulan mengantisipasi kekalahan partai Demokrat di kursi Senat.
"Ini benar-benar dampak langsung dari kekhawatiran seputar pengetatan kredit di China," ujar Peter Kenny, managing director Knight Equity Markets seperti dikutip dari Reuters.
Sinyal kebijakan ketat China tersebut langsung merontokkan harga saham-saham sektor sumber daya alam, seperti Alcoa Inc yang turun 2,5%, Caterpillar Inc turun 1,9%. Indeks energi S&P tercatat turun 1,7%.
Transaksi di New York Stock Exchange tercatat hanya sekitar 1,05 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 2,18 miliar. Di Nasdaq, transaksi mencapai 2,39 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,63 miliar.
sumber detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar