Inggris perketat pengawasan bank
Dana talangan diprediksi naik US$147 miliar
LONDON : Pemerintah Inggris memperkuat campur tangan dalam sistem keuangan dengan menjamin aset bermasalah dan memberikan kewenangan kepada Bank of England untuk membeli surat berharga saat kondisi tidak terduga.
Menurut pernyataan Departemen Keuangan Inggris kemarin, rencana itu akan meningkatkan biaya jaminan perbankan nasional setidaknya hingga US$147 miliar (100 miliar pound).
Pemerintah juga menambah saham di Royal Bank of Scotland Group Plc menjadi 70%, serta menggunakan Northern Rock Plc meningkatkan pinjaman hipotik.
"Kebijakan ini mencoba menopang kepercayaan di sistem perbankan dengan melanggar semua konvensi. Persediaan kredit turun dan proyeksi ekonomi memburuk, jadi pemerintah harus mengucurkan dana lebih banyak lagi," ujar Alan Clarke, ekonom BNP Paribas SA London.
Dia menilai kebijakan baru itu merupakan langkah besar PM Gordon Brown untuk menggerakkan kembali pinjaman perbankan karena Inggris semakin jatuh ke resesi ekonomi terburuk sejak akhir Perang Dunia II.
Sebelum mendapatkan jaminan, pemerintah mewajibkan penerima bantuan menandatangani persetujuan spesifikasi dan kualifikasi pinjaman. Perjanjian ini menggambarkan kekecewaan Brown pada paket penyelamatan pasar gagal yang diluncurkan pada Oktober 2008.
Menteri Keuangan Inggris Alistair Darling kepada Sky News mengatakan inti kebijakan pemerintah yang dikeluarkan kemarin adalah menempatkan aturan yang dirancang untuk menggerakkan kembali pasar kredit pada tempatnya.
Ernst & Young Item Club menyebutkan perekonomian Inggris kemungkinan mengalami kontraksi 2,7% pada tahun ini, angka terendah sejak 1946. Harga rumah kemungkinan turun 22% pada satu setengah tahun mendatang.
Imbal hasil obligasi Pemerintah Inggris berdurasi 10 tahun naik 9 basis poin menjadi 3,38%. Nilai tukar Pound mengalami sedikit perubahan menjadi US$1,47 pada sesi pagi di London.
Melalui rencana jaminan tidak terduga yang dikeluarkan Darling, pemerintah akan membayar biaya jaminan sekitar 90% dari potensi kerugian perbankan atas aset yang dapat merusak modal perbankan. (esu)
Bloomberg
______________________________
Saham HSBC turun terus
LONDON: Nilai saham HSBC Holdings Plc turun selama 6 hari berturut-turut di bursa Hong Kong, setelah pemegang saham Knight Vinke Asset Management LLC mengatakan bank terbesar di Eropa itu kemungkinan perlu menjual saham guna mengatasi kekurangan modal.
Nilai saham HSBC yang berbasis di London itu turun 3,9% menjadi US$62,30 pada perdagangan kemarin. Angka terendah selama satu dekade itu memperpanjang kerugian tercepat sejak September 2008.
Saham perusahaan itu telah merugi 15% dalam tahun ini sehingga HSBC menjadi perusahaan berkinerja terburuk di Hang Seng Index. (Bloomberg/esu)
______________________________
Sisa bailout perbankan AS buat konsumen
WASHINGTON: Presiden Amerika Serikat terpilih Barack Obama akan lebih fokus membantu konsumen, pemerintah lokal, dan pelaku usaha dibandingkan dengan perbankan atas penggunaan sisa dana penyelamatan (bailout) sektor keuangan (Troubled Asset Relief Program/ TARP) sebesar US$350 miliar.
"Fokus penggunaan dana itu tidak untuk kebutuhan perbankan, tetapi ditujukan bagi keperluan kredit untuk ekonomi. Tim Obama akan mengelola TARP dengan cara yang sangat berbeda," ujar Lawrence Summers, penasihat ekonomi tertinggi Obama pada acara Face the Nation di CBS, kemarin.
Pernyataan Summers ini mengindikasikan para bank dan eksekutifnya akan menghadapi kriteria lebih ketat untuk mendapatkan dana bailout itu setelah pemerintahan Obama mengambil alih Kantor Presiden AS pada 20 Januari 2009.
Dia mengatakan TARP kemungkinan diarahkan bagi sektor perumahan untuk mencegah terjadinya penyitaan yang lebih besar. Paket itu juga ditujukan bagi kredit mobil, kredit konsumen, usaha kecil dan pemerintah lokal.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Henry Paulson telah berkomitmen sebagian besar dari US$350 miliar dalam TARP akan digunakan menjadi suntikan modal, dan ditukarkan dengan surat utang jenis warrant dan ekuitas tertentu. Sebaliknya Summers mengatakan subjek pengawasan penggunaan dana itu lebih banyak ditujukan bagi perbankan.
"Akan ada perbedaan sangat besar dalam evaluasi lembaga. Lembaga sehat yang dapat bertahan tanpa dana itu diharapkan dapat mengalokasikan pinjaman di atas standar mereka sebagai bagian dari program ini," jelas Summers.
Lebih jauh, dia menjelaskan calon Menteri Keuangan Timothy Geithner dan sejumlah penasihat Obama akan lebih hati-hati mengawasi bonus bagi perbankan di Wall Street yang ikut dalam TARP.
Summers menambahkan pihaknya yakin Konges akan menyetujui paket stimulus lanjutan, yang digabungkan dengan pemangkasan pajak, sesuai dengan permintaan Obama, yaitu US$825 miliar. Paket stimulus ini diproyeksikan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi 3 juta sampai 4 juta orang.
"Saya mengharapkan program itu akan disetujui bulan ini. Obama melakukan hal yang sangat penting mengeluarkan kami dari keterpurukan ekonomi," ujarnya.
Berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja pada pekan lalu, penurunan ekonomi AS berlanjut. (esu)
Bloomberg
_____________________________
Permintaan yang rendah persuram prospek minyak
JAKARTA: Kontrak minyak mentah terus melemah menyusul perkiraan perlambatan laju perekonomian dunia akan menekan konsumsi komoditas sumber energi utama tersebut.
China diperkirakan mencatatkan pertumbuhan ekonomi paling rendah dalam 7 tahun terakhir akibat pelemahan kinerja ekspor. International Energy Agency memperkirakan permintaan minyak global akan menciut 0,6% menjadi 85,3 juta per hari pada tahun ini.
Jika harga minyak makin terpuruk, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kemungkinan akan memangkas lagi produksinya pada pertemuan kartel minyak itu pada Maret.
Poltak Hotradero, Kepala Riset PT Recapital Securities, memperkirakan kontrak minyak untuk pengiriman Maret masih akan melemah karena penurunan permintaan dunia yang tercermin dari impor China, konsumen energi terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
"Polanya masih sama dengan harga untuk [kontrak pengiriman] Februari. Dengan asumsi bahwa pada kenyataannya terjadi penurunan permintaan dari importir minyak," katanya kepada Bisnis, kemarin.
Poltak melanjutkan pertumbuhan ekonomi China bisa lebih lambat lagi karena ekspor dua mitra dagang utamanya yaitu Korea Selatan dan Taiwan juga turun dan semakin mengaburkan pemulihan ekonomi.
"Padahal permintaan minyak dari AS dan Jepang juga turun. Susah bagi harga minyak naik lagi seperti dulu," katanya.
Kontrak minyak pengiriman Februari akan berakhir pada hari ini. Harga minyak untuk pengiriman Februari kemarin diperdagangkan di level US$35,91 per barel di New York Merchantile Exchange lebih rendah dari akhir pekan lalu yang masih US$36,51 per barel.
Tahun ini kontrak minyak turun 19% setelah tahun lalu terempas hingga 54%. Margin antara kontrak Februari dan Maret sekitar US$5,95, sebelumnya jarak harga sempat mencapai US$8,14 pada 15 Januari.
Harga minyak merosot paling tidak dalam tiga kuartal secara berturut-turut setelah mencapai rekor US$147,27 per barel pada Juli tahun lalu seiring dengan resesi ekonomi global.
Mengenai kemungkinan OPEC memangkas kuota produksinya pada Maret, Poltak memperkirakan strategi kartel minyak itu tidak akan berpengaruh karena permintaan komoditas energi itu sudah tergerus.
Baru-baru ini Norico Gaman, Kepala Riset PT BNI Securitas, memperkirakan harga minyak masih berisiko turun ke level yang lebih rendah.
"Ada potensi tertekan lagi, imbasnya pada usaha negara produsen. Sebab, untuk lifting cost harga minyak pada saat ini kurang lebih US$15 per barel, kalau sampai turun terus menjadi US$20 per barel otomatis marginnya hanya US$5 per barel," katanya kepada Bisnis. (23)
Bisnis Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar