Saham-saham di bursa Wall Street kembali menguat seiring melemahnya lagi dolar AS dan kembalinya risk appetite investor sehingga mengangkat saham-saham sektor finansial, teknologi dan sumber daya alam.
Bursa Wall Street bergerak menguat setelah selama 2 hari terakhir dilanda pelemahan. Pergerakan dolar AS dan pasar saham semakin berhubungan sejak indeks S&P 500 menembus titik terendahnya pada awal Maret.
"Pelemahan dolar AS pada akhir perdagangan dan kabar Citigroup akan membayar dana bailout memberikan sedikit dukungan ke pasar. Namun kemungkinan pelemahan dolar AS lebih berfungsi ketimbang lainnya," ujar Peter Kenny, managing director Knight Equity Markets seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/12/2009).
Pada perdagangan Rabu (9/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup naik tipis 51,08 poin (0,50%) ke level 10.337,05. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 3,95 poin (0,36%) ke level 1.095,89 dan Nasdaq menguat 10,74 poin (0,495) ke level 2.183,73.
Awalnya, saham-saham bergerak melemah setelah Standard & Poor's merevisi outlook kredit Spanyol menjadi negatif. Hal itu terjadi sehari setelah Fitch menurunkan peringkat utang Yunani.
Namun saham-saham bergerak menguat setelah dolar AS melemah. Korelasi dolar AS dengan pasar saham atau disebut carry-trade terjadi yakni dolar AS melemah, maka saham akan bergerak menguat.
Kabar positif datang dari Citigroup Inc yang akan membayar dana talangan setelah berhasil meraup pendanaan dari penawaran saha,. Analis menyatakan pembayaran kembali dana talangan itu memberikan salah satu tanda bahwa sektor perbankan semakin sehat.
Namun perdagangan masih saja tipis, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya 1,08 miliar lembar saham, di bawah rata-rata tahun lalu sebanyak 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi juga hanya 1,92 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu sebanyak 2,28 miliar.
Sumber detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar