Jakarta - Nilai tukar rupiah ikut merosot bersamaan dengan aksi jual hebat di pasar saham. Bank Indonesia berharap pelaku pasar tidak panik dan tetap bertransaksi seperti biasa.
Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono mengatakan, pelemahan rupiah pada hari ini berkaitan dengan jatuhnya harga saham di kawasan Asia akibat tekanan jual dipicu oleh kekhawatiran mulai berbaliknya arah kebijakan moneter di Asia (China, India).
"Hari ini ditambah pula dengan pasar melakukan sell-off saham di US merespons memburuknya indikator US new home sales. Ini berimbas ke Indonesia dengan aksi jual sehingga Rupiah melemah cukup tajam beberapa hari ini," jelas Hartadi kepada detikFinance.
Pada perdagangan Kamis (29/10/2009) siang, rupiah melemah ke 9.715 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.690 per dolar AS. Rupiah terus melemah sepanjang pekan ini akibat trend penguatan kembali dolar AS.
"BI akan terus memonitor perkembangan ini dan masuk pasar bila diperlukan dengan harapan pasar tidak panik dan bertransaksi orderly," tegas Hartadi.
Ia menambahkan, dengan pelemahan rupiah kali ini, BI tidak melihatnya sebagai akhir dari pelemahan dolar AS.
"Prospek ekonomi Indonesia cukup baik sehingga tetap membuka ruang penguatan rupiah," pungkas Hartadi.
Di pasar Asia hari ini, euro tercatat kembali melemah atas dolar AS. Investor masih melepas mata uang yang dinilai lebih berisiko.
Euro melemah hingga 1,4696 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,4714 dolar. Namun dolar AS melemah atas yen ke posisi 90,55 yen, dibandingkan sebelumnya di 90,63 yen.
sumber detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar